Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Misteri Masa Lampau Malang Mulai Terungkap Berkat Temuan Arca dan Emas

9 Maret 2022   14:50 Diperbarui: 10 Maret 2022   14:36 2271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wadah Perunggu Bertutup emas yang ditemukan BPCB Jawa Timur saat ekskavasi Srigading, Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.(Doc. BPCB Jawa Timur via KOMPAS.com)

Selesai melakukan ekskavasi (penggalian arkeologi) di Situs Gemekan, Mojokerto, awal Februari 2022 lalu, tim Balai Pelestarian Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur (BPCB Jatim) melakukan ekskavasi di Situs Srigading, Malang.

Ekskavasi berlangsung sebanyak tiga tahap. Tahap ketiga selesai pada 8 Maret 2022. Tim Gemekan berbeda dengan tim Srigading.

Tentang Situs Gemekan bisa dibaca tulisan-tulisan berikut:

[Ditemukan Candi Kuno di Persawahan dengan Kondisi Prasasti Tidak Utuh]
[Situs Purbakala Gemekan di Mojokerto yang Angker dan Keramat Milik Pak Mukhid]
[Prasasti Kuno yang Ditemukan di Mojokerto Berisi Ancaman yang Mengerikan]

Arca batu temuan dari Situs Srigading (Sumber: Restu Respati)
Arca batu temuan dari Situs Srigading (Sumber: Restu Respati)

Arca dan emas

Hasil ekskavasi dari Situs Srigading, di Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, cukup beragam.

Temuan berukuran besar berujud arca Agastya, Nandiswara, dan Mahakala. Agastya identik dengan Siwa, sementara Nandiswara dan Mahakala dikenal sebagai arca penjaga candi. Semua arca terbuat dari batu.

Dalam pantheon (masyarakat dewa) Hindu, Agastya berada di selatan dan Ganesha di barat. Di mata angin tertentu juga ada dewa. Sayang tim tidak menemukan arca Ganesha. Arca Ganesha paling mudah dikenali karena berbentuk kepala gajah. Mungkin karena sudah familiar, jadi hanya arca Ganesha yang dicuri.

Entah kapan pencurian terjadi. Yang jelas pada 1970-an pencurian benda kuno sedang "booming" di Tanah Air. Pasti pencuri berasal dari luar desa, karena masyarakat lokal mengeramatkan situs tersebut.

Arca batu yang masih tertimbun tanah, sedikit demi sedikit berhasil ditampakkan ujudnya (Sumber: Wicaksono Dwi Nugroho)
Arca batu yang masih tertimbun tanah, sedikit demi sedikit berhasil ditampakkan ujudnya (Sumber: Wicaksono Dwi Nugroho)

Selain itu ditemukan lingga berukir, potongan relief, dan benda logam, termasuk emas. Bukan temuan fantastis yang ingin dicari para arkeolog, namun narasi tentang candi itu, khususnya untuk memperkaya sejarah Nusantara, teristimewa Malang.

Lewat temuan arca dan emas, misteri masa lampau mulai terungkap. Semoga ada dukungan dari temuan-temuan lain.

Situs Srigading dihubungkan dengan Prasasti Linggasuntan, yang disebut juga Prasasti Lawajati.

Prasasti itu berasal dari Singosari, Kabupaten Malang. Sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta, dengan nomor registrasi D-103.

Prasasti Linggasuntan terpahat di atas batu, dengan aksara Kawi dan berbahasa Jawa Kuno. Prasasti ini dikeluarkan pada tanggal 12 Krsnapaksa, bulan Bhadrawada tahun 851 aka, identik dengan Kamis Pahing, 3 September 929 Masehi.

Bagian awal prasasti menyebutkan nama Sri Maharaja Rake Hino pu Sindok Sri Isanawikramadharmmotunggadewa (Mpu Sindok).

Nah, nama Mpu Sindok juga disebutkan dalam Prasasti Gemekan di Trowulan. Berarti kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno yang berpindah dari Jawa Tengah karena letusah gunung berapi, semakin luas.

Situs Srigading yang digali tim arkeologi BPCB Jatim (Sumber: Restu Respati)
Situs Srigading yang digali tim arkeologi BPCB Jatim (Sumber: Restu Respati)

Gundukan tanah

Pada awalnya Situs Srigading dikenal dengan sebutan Cegumuk oleh warga sekitar. Gumuk berarti sebuah gundukan tanah.

Situs tersebut ditemukan sekitar 1985. Ketika itu yoni dan sejumlah arca berada di atas gundukan tersebut.

Pada awal Februari 2020, BPCB Jawa Timur mulai melakukan ekskavasi. Seperti halnya Situs Gemekan yang berada di persawahan warga, Situs Srigading berada di tengah perkebunan tebu.

BPCB Jawa Timur memastikan bahwa bangunan itu merupakan sebuah candi yang menghadap ke arah timur atau Gunung Semeru.

Adanya temuan arca tentu saja sangat penting. Hal ini menunjukkan Candi Srigading merupakan salah satu candi tertua di Malang bahkan di Jawa Timur.

Sejauh ini kita masih tetap harus menunggu kajian tim arkeologi. Beberapa temuan akan dibersihkan lalu dibawa ke laboratorium. Semoga nantinya kita akan mendapatkan narasi sejarah yang lebih lengkap.

Kita harapkan pula pemerintah, swasta, dan masyakat imut memberikan perhatian. Paling tidak menjaga kelestarian situs tersebut. Mengingat candinya terbuat dari bata, tentu rawan roboh, apalagi terkena gerusan air hujan.

Pekerjaan khas arkeologi yakni ekskavasi mampu mengungkap misteri masa lampau. Sekali lagi, kita harus terlibat yang positif di dalamnya.

***

Temuan benda logam yang diduga emas dari Situs Srigading (Sumber: Wicaksono Dwi Nugroho)
Temuan benda logam yang diduga emas dari Situs Srigading (Sumber: Wicaksono Dwi Nugroho)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun