Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari Telepon Engkol dan Telepon Putar Hingga Telepon Seluler

4 Maret 2022   08:10 Diperbarui: 4 Maret 2022   08:17 2962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Telepon umum (Sumber: bobo.grid.id)
Telepon umum (Sumber: bobo.grid.id)

Peran Museum

Namun mesin tik dan telepon tidak akan hilang dari peredaran. Selain di tangan kolektor yang bersifat pribadi, mesin tik dan telepon tentu saja bisa dijumpai di dalam museum. Museum memang sering didefinisikan sebagai tempat menyimpan benda-benda kuno. Namun sesungguhnya museum merupakan lembaga pelestarian. Di dalam museum, berbagai koleksi dirawat dan dipamerkan, lengkap dengan informasi benda-benda tersebut. Lewat museumlah masyarakat bisa mengetahui informasi perjalanan sejarah dan melihat benda masa lalu, termasuk mesin tik dan telepon. 

Museum sendiri didefinisikan sebagai lembaga tetap, nirlaba, melayani kebutuhan masyarakat, dan bersifat terbuka dengan cara melakukan pengumpulan, perawatan, penelitian, komunikasi, dan pameran benda koleksi untuk kebutuhan studi (riset), pendidikan (edukasi), dan kesenangan (rekreasi). Lebih lanjut definisi museum ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66/2015, yakni lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat.

Kita bukan hanya akan 'kehilangan' mesin tik dan telepon. Di era kecerdasan buatan ini tentu banyak hal akan hilang dan muncul. Tahun ini saya sudah dua kali cek tensi darah dengan alat elektrik. Bahkan bisa dilakukan sendiri dengan memasukkan tangan dan hanya memencet tombol. Setelah menunggu beberapa detik, hasilnya tertera pada alat tersebut. Cepat dan praktis. Tensimeter dengan selang panjang, beberapa tahun lagi pasti akan menjadi barang jadul. Karcis manual sekarang hampir tidak ada lagi karena digantikan uang elektronik.

Sudah saatnya peran museum ditingkatkan. Hilangnya barang-barang jadul karena dampak teknologi tentu harus diantisipasi sebaik mungkin. Museumlah yang bertanggung jawab melestarikan sekaligus memamerkan benda-benda yang akan hilang ditelan waktu kepada anak cucu. Secara luas memang bendanya telah hilang dan tidak mungkin dipakai lagi. Namun secara terbatas generasi masa kini dan masa mendatang bisa mengetahui bagaimana penciptaan dan pencapaian benda-benda yang sudah sirna itu lewat museum.

Semoga Museum Telekomunikasi memberi perhatian kepada perjalanan sejarah alat telekomunikasi ini.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun