Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Presiden Rusia Vladimir Putin, Judoka Ban Hitam Membanting 'Balita' Ukraina

26 Februari 2022   14:52 Diperbarui: 26 Februari 2022   15:06 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan ibu kota Ukraina, Kiev, setelah penyerangan Rusia (Sumber: Reuters melalui bbc.com)

Rusia melancarkan serangan udara, darat, dan laut ke Ukraina pada Kamis, 24 Februari 2022. Kita bisa lihat di siaran televisi, banyak bangunan rusak dan banyak warga tewas. Selama berbulan-bulan Presiden Vladimir Putin telah menyangkal bahwa dia akan menyerang tetangganya. Namun, dia membatalkan kesepakatan damai dan mengirim pasukan melintasi perbatasan di utara, timur, dan selatan Ukraina.

Beberapa hari sebelumnya, Putin mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk. Kedua negara baru itu merupakan separatis Ukraina Timur. Tentunya timbul pertanyaan, akankah nantinya Ukraina terpecah menjadi dua bagian? Lalu mungkinkah akan terjadi Perang Dunia ke-3?

Presiden Putin dalam sesi latihan judo , 2019 (Sumber: AFP/SPUTNIK/Mikhail Klimentyev melalui kompas.com)
Presiden Putin dalam sesi latihan judo , 2019 (Sumber: AFP/SPUTNIK/Mikhail Klimentyev melalui kompas.com)

Sepak terjang Putin

Melihat sepak terjang Putin (lahir 7 Oktober 1952), memang cukup menarik. Ia menjabat Presiden Rusia ke-4 sejak 2012. Seharusnya masa jabatan Presiden Rusia adalah 4 tahun. Namun rakyat menghendaki Putin menjadi presiden seumur hidup.

Sebelumnya Putin menjadi Presiden ke-2 Rusia, dengan masa jabatan 2000-2004 lanjut 2004-2008. Ia menggantikan Boris Yeltsin, Presiden ke-1 Rusia (1991-1999). Rusia merupakan salah satu negara pecahan Uni Soviet. Negara-negara pecahan lainnya antara lain Kazakhstan, Uzbekistan, Ukraina, Belarusia, dan Azerbaijan.

Masa 1999-2000 dan 2008-2012 Putin menjadi Perdana Menteri Rusia. Ia berganti peran dengan Dmitry Medvedev. Sebelum menjadi petinggi, Putin pernah menjadi Ketua Partai Komunis Rusia dan pejabat intelijen KGB.

Putin pernah belajar Bahasa Jerman. Maka ia dapat berbicara dalam Bahasa Jerman dengan lancar.

Presiden Putin memeluk gurunya (Sumber: trendinfo.id melalui teras.id)
Presiden Putin memeluk gurunya (Sumber: trendinfo.id melalui teras.id)

Dari membanting lawan hingga merobek surat

Putin dikenal sebagai judoka atau pejudo. Ia mulai menggemari olahraga bela diri itu sejak berumur 11 tahun. Sumber lain menyebutkan 13 tahun. Pada 2001 Putin mendapatkan sabuk hitam. Pada September 2006, dia menjadi presiden kehormatan Uni Judo Eropa dan pada 2010 menerima gelar doktor kehormatan dalam bidang judo dari Universitas Yong In di Korea Selatan. Demikian info yang saya kutip dari internasional.kompas.com.

Perhatian Putin kepada olahraga judo sangat besar. Ia pernah mengambil bagian dalam sesi latihan judo bersama atlet nasional Rusia. Banyak stasiun televisi pernah menayangkan bagaimana Putin membanting lawan. Putin pernah terluka ringan pada jari tangan.

Pernah terlihat dalam tayangan YouTube 5 tahun lalu ketika Putin menerima Erdogan dari Turki. Semoga gambar tersebut tidak hoaks. Ketika itu Erdogan memberikan sepucuk surat kepada Putin. Begitu membaca, Putin segera merobek-robek surat itu.

Namun sisi humanisme Putin terlihat ketika sedang berjalan kaki di lorong gedung, melihat seorang guru wanitanya. Ia tidak bergegas pergi atau mengacuhkan si guru, malah berhenti lalu berbicara dan memeluk sang guru. Terlihat keduanya berbicara santai. Video rekaman Putin menemui gurunya diunggah oleh akun instagram @trendinfo.id pada 7 Juli 2020.

Sebagai judoka mungkin Putin gemar bertanding. Ukraina terus digempur. Memang sulit buat negara kecil untuk melawan negara besar. Semoga segera ada perdamaian. Putin harus menampakkan sisi humanisme lagi. Jangan sampai warga sipil tidak bersalah menjadi korban kebrutalan serangan besar-besaran Rusia. Jangan sampai Putin mendapat julukan 'judoka handal membanting balita Ukraina'.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun