Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berita Arab Abad ke-9: Raja Zabag di Nusantara Setiap Hari Melempar Segumpal Emas

25 Februari 2022   10:24 Diperbarui: 29 April 2022   21:58 2077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Temuan keramik kuno abad ke-7--9 dari Situs Bongal (Sumber: Pak Ery Soedewo melalui makalah Pak Fadhlan)

Salah satu sumber sejarah kuno Nusantara berasal dari Asia Barat atau dunia Arab, termasuk Persia (sekarang Iran). Bangsa Arab sudah lama berlayar ke Nusantara setelah bangsa India dan Tiongkok. Banyak dari mereka mencatat segala hal dari perjalanan mereka. Sama seperti bangsa Tiongkok yang mencatat segala keunikan dari negara yang mereka kunjungi. Namun tentu saja catatan mereka perlu ditafsirkan atau diperbandingkan dengan sumber lain dari masa yang sama.

Sumber Arab dan Persia yang berasal dari abad ke-8---10 sering dipakai para peneliti masa sekarang untuk mengetahui kondisi Kerajaan Sriwijaya, misalnya. Ibn Hordadzbeh dari 844---848 Masehi mengatakan Raja Zabag disebut maharaja karena kekuasaannya meliputi pulau-pulau di lautan timur. Hasil negerinya berupa kapur barus. Di sana banyak terdapat gajah.

Selanjutnya pada 851 Masehi seorang saudagar, Sulayman, menyebutkan tentang pelayarannya ke timur. Ia mengatakan, mula-mula kapal tiba di Kalah-bar yang diperintah oleh seorang raja seperti halnya Zabag.

Ibn al-Fakih pada 902 Masehi mengatakan Zabag-Kalah-bar dikuasai oleh seorang raja. Di daerah ini terdapat gunung berapi. Barang dagangannya terdiri atas cengkih, kayu cendana, kapur barus, dan pala. Pelabuhannya yang besar di pantai barat adalah Fancur (diduga Barus). Begitu informasi yang kita dapatkan dari buku Sejarah Nasional Indonesia II (1984, hal. 67).

Ibn Rosteh pada 903 Masehi, masih menurut buku itu, memberi keterangan bahwa maharaja Zabag merupakan raja yang terkaya dibandingkan dengan raja-raja di India. Lebih fantastis dikatakan Abu Zayd pada 916 Masehi. Katanya, setiap hari Raja Zabag melemparkan segumpal emas ke dalam danau dekat istananya. Danau itu berhubungan dengan laut.

Kata Zayd lagi, Raja Zabag menguasai banyak pulau, antara lain Kalah, Sribuza, dan Rami. Hasil buminya berupa kayu gaharu, kapur barus, kayu cendana, gading, timah, kayu hitam, kayu sapan, dan rempah-rempah.

Pada 955 Masehi, ahli geografi Mas'udi menyebutkan hasil daerah Zabag berupa kapur barus, cengkih, kayu gaharu, kayu cendana, pinang, pala, kapulaga, dan merica. Fansur menghasilkan kapur barus, sementara di Kalah dan Sribuza ada tambang emas dan timah.

Diperkirakan Zabag adalah Kerajaan Sriwijaya karena di Sumatera ada daerah bernama Muara Sabak. Pendapat lain, Zabag ada di Jawa atau Semenanjung Malaya. Merujuk sumber-sumber Arab dari 844 hingga 955 Masehi, betapa terkenalnya Nusantara ketika itu. Dalam sejarah kuno memang banyak pendapat atau penafsiran. Sah-sah saja. Nama-nama tempat ini yang perlu disepakati sehingga memudahkan penelitian.   

Temuan keramik kuno abad ke-7--9 dari Situs Bongal (Sumber: Pak Ery Soedewo melalui makalah Pak Fadhlan)
Temuan keramik kuno abad ke-7--9 dari Situs Bongal (Sumber: Pak Ery Soedewo melalui makalah Pak Fadhlan)

Berdagang

Kemungkinan besar bangsa Arab datang ke Nusantara untuk berdagang. Nama Nusantara sudah terkenal dengan produk rempah-rempah, kapur barus, dan kayu cendana. Dari kawasan Arab, mereka membawa keramik, benda kaca, dan produk-produk dari negara-negara yang mereka singgahi seperti keramik dan sutera dari Tiongkok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun