Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Dulu Banyak "Atapers" KRL Tewas Tersengat Listrik dan Terjatuh

23 Januari 2022   16:51 Diperbarui: 24 Januari 2022   13:55 2327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di dalam KRL di luar jam sibuk (KOMPAS.com/Alsadad Rudi)

Kini KRL sudah nyaman dan aman. Dengan demikian menjadi salah satu moda transportasi darat yang banyak diandalkan oleh masyarakat. Mereka yang pergi pulang naik kereta api ke tempat kerja menamakan diri roker (rombongan kereta).

Suasana di dalam KRL di luar jam sibuk (KOMPAS.com/Alsadad Rudi)
Suasana di dalam KRL di luar jam sibuk (KOMPAS.com/Alsadad Rudi)
Tepat waktu

Dengan manajemen baru beberapa tahun lalu, kedatangan kereta boleh dibilang tepat waktu. Ada informasi di setiap stasiun jadwal kedatangan dan keberangkatan KRL untuk tujuan tertentu. Ini tentu membantu para penumpang.

Namun tetap saja pada saat jam sibuk, penumpang KRL membludak. Pada pagi hari menjelang jam kantor, penumpang dari Bogor, Bekasi, dan Tangerang yang membludak. Maklum umumnya kantor dan tempat usaha terdapat di Jakarta. Pada sore hari giliran KRL dari arah Jakarta, seperti stasiun Jakarta Kota dan Manggarai yang ramai penumpang.

Untung saja ketika saya diundang acara berlangsung pada saat jam sepi. Kalau ke Bogor atau Depok saya biasa naik dari stasiun Juanda. Berangkat dari rumah sekitar pukul 07.00. Saya selalu mendapat tempat duduk. Kalau pulang sore hari, itu jam sepi penumpang juga. Jadi kita perlu manajemen waktu.

Kilas balik lagi ke zaman baheula. Dulu ketika kereta masih berjalan di atas tanah, waduh antrean kendaraan bermotor sungguh luar biasa. Ini yang membuat orang stres di jalan. Bayangkan tiap beberapa menit, palang pintu perlintasan kereta tertutup. Antrean kendaraan itu antara lain terdapat di pintu perlintasan Manggarai, Megaria, Gambir, dan Juanda. Namun setelah dibuatkan jembatan kereta, lalu lintas kendaraan bermotor di area sibuk semakin lancar.

Menurut saya, masih perlu dibuatkan jembatan kereta agar kemacetan kendaraan bermotor ketika menunggu kereta lewat bisa diminimalisasi. Kalau kereta lewat tiap beberapa menit, tentu masalah buat kendaraan bermotor. Harus antre panjang menjelang perlintasan.

Saya memaklumi kenaikan tarif KRL. Namun hendaknya uang kenaikan digunakan untuk membuat jembatan kereta api. Dengan adanya jembatan, kemacetan lalu lintas dan kecelakaan bisa diminimalisasi. Keberangkatan kereta pun bisa ditambah, terutama pada jam-jam sibuk sehingga memberi keamanan dan kenyamanan kepada para pengguna kereta. Nanti perlu dibuatkan gerbong khusus lansia. Selama ini kan yang sudah ada gerbong khusus wanita.***

      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun