Sekali ngeyel tetap ngeyel. Begitulah perilaku sebagian masyarakat Indonesia. Sudah dikasih pengertian bahwa uang Sukarno itu dibuat dengan cara disablon, masih saja memasang harga tinggi. Di marketplace pula bisa ditemui penawaran dengan harga hanya beberapa ribu rupiah. Tentu saja penjualnya adalah orang yang paham tentang keberadaan uang tersebut.
Yah buat sekadar koleksi atau suvenir bolehlah dengan harga segitu. Uang Sukarno sablonan itu ada yang menyebutnya uang palsu, uang fantasi, atau uang mainan. Memang sejak lama ditransaksikan, kebanyakan untuk keperluan sesajian mendapatkan nomor togel. Atau untuk penipuan, jadi harap waspada.
Disablon
Uang Sukarno tersebut memiliki berbagai nominal, warna, dan gambar. Ada yang hijau dengan gambar 4, 5, 6, atau 7 penari. Â Ada yang merah, entah warna apa lagi. Tulisan pelengkap pun macam-macam. Rata-rata uang-uang itu bertahun 1964.
Perhatikan saja warnanya, agak buram. Kualitas cetakan terbilang jelek. Maklum bukan dicetak dengan cara offset dengan security printing sebagaimana uang aslinya, Rp 1000 yang bertahun 1960 dan berwarna hijau.
Silakan lihat tulisan saya [Uang Fantasi Bergambar Sukarno Ternyata Disablon di Atas Kertas Kalkir]
"Barbeque Gathering"
Sekitar setahun yang lalu para numismatis (kolektor uang) yang tergabung dalam CORE (Club Oeang Revoloesi) membakari berbagai jenis uang fantasi Sukarno. Mereka menyebutnya secara guyon "barbeque gathering". Keberadaan uang-uang tersebut dipandang meresahkan masyarakat. Apalagi ditawarkan dengan harga tinggi di marketplace atau media sosial.
"Ini uang asli, warisan kakek saya. Uang ini pun bernilai sejarah," kata seorang netizen yang menawarkan uang tersebut di media sosial. Ada lagi imbuhan yang 'membuat miris', untuk biaya sekolahlah, untuk biaya pengobatanlah, dsb.
Acara 'pesta' para numismatis sempat dibuatkan video selama 20 detik. Sekali lagi, hati-hati 'bermain' dengan uang aneh. Â Agar tidak terjerumus, baca tulisan-tulisan tentang numismatik. Bertanya kepada petugas bank amat disarankan. Bisa juga bertanya kepada para numismatis yang banyak memiliki akun di media sosial.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H