Ketika itu TVRI merupakan satu-satunya stasiun televisi yang bersiaran. TVRI sendiri didirikan pada 24 Agustus 1962 untuk mewartakan Asian Games IV di Jakarta. Saya mulai menonton TVRI sekitar 1970. Waktu itu masih hitam putih. Jam siaran pun terbatas, sekitar pukul 18.00 hingga 21.00.
Baru kemudian TVRI menambah jam siaran, sekitar pukul 16.00 hingga pukul 22.00. Selanjutnya diselenggarakan siaran setiap Minggu pagi. Siaran rutin tetap diselenggarakan. Malah setiap Sabtu, durasi siaran ditambah. Film cerita akhir pekan menjadi acara yang ditunggu-tunggu masyarakat.
Bervariasi
Siaran TVRI boleh dibilang bervariasi. Ada siaran berita dan siaran untuk anak-anak. Pokoknya untuk berbagai kalangan, dari anak-anak sampai dewasa. Malah TVRI selalu menyiarkan pertandingan langsung, seperti bulu tangkis, tinju, dan sepak bola.
Dari banyak acara, Aneka Ria Safari dan Kamera Ria selalu menarik perhatian. Selain musik dengan penyanyi-penyanyi tenar pada masanya, diselingi pula dengan komedi atau lawak. Khusus grup lawak ada beberapa yang masih saya ingat karena pernah nonton. Bahkan ketawa cekikikan sendiri.
Nama Trio Los Gilos masih ada dalam memori saya. Kemungkinan grup itu terbentuk pada 1958, terdiri atas Mang Udel, Mang Cepot, dan Bing Slamet. Â Nama asli Mang Udel adalah Purnomo, ia mahir bermain ukulele. Pada masa kemudian Mang Udel terkenal dalam sandiwara berseri Losmen. Â Slamet adalah nama asli. Karena kagum pada Bing Cosby, jadilah ada tambahan kata Bing.
Sayang grup lawak tempo dulu sering bongkar pasang. Entah berapa lama Trio Los Gilos mampu bertahan. Yang jelas pada 1967 Bing Slamet membentuk grup lawak Kwartet Jaya. Dalam Kwartet Jaya turut bergabung Eddy Sud, Ateng, dan Iskak. Pada 1970-an Kwartet Jaya merajai panggung hiburan. Mereka sering tampil pada acara-acara di klub malam dan panggung on air.
Saking memiliki popularitas tinggi, muncul beberapa kaset lawakan Kwartet Jaya. Â Belum lagi film-film bioskop yang bertema komedi seperti Bing Slamet Dukun Palsu, Bing Slamet Cowboy Cengeng, dan Ateng Minta Kawin. Semuanya laris manis dijejali penonton. Â
Salah satu saingan Kwartet Jaya adalah Bagio Cs. Grup lawak yang dimotori S. Bagio ini diisi oleh Sol Saleh, Darto Helm, dan Diran. Nama Bagio termasuk populer. Ia sempat membintangi beberapa film dan iklan komersial.
Pelawak wanita yang populer pada 1970-an seingat saya bernama Ratmi. Karena badannya gemuk, ia dijuluki B-29, yang sebenarnya nama pesawat pengebom. Jadilah nama Ratmi B-29 melekat padanya. Â Ratmi terlebih dulu dikenal sebagai seorang penyanyi lagu-lagu keroncong yang dirintisnya sejak 1943. Pada 1947, menurut Wikipedia, ia memasuki perkumpulan wayang orang. Ia masuk dunia lawak tergabung dalam grup "Tiga Djenaka" hingga 1976. Kemudian ia membentuk grup lawak Ratmi Cs. Ia pun main pada beberapa film bertema komedi.
Reog Sunda
Siapa bilang korps kepolisian tidak bisa berkesenian. Nah, dulu di TVRI populer Reog BKAK (Badan Kesenian Angkatan Kepolisian). Reog BKAK merupakan pengembangan dari Reog BKKN (Badan Kesenian Kepolisian Negara). Kalau kita sudah familiar dengan Reog Ponorogo, BKAK mengusung tema Sunda. Karena bersifat hiburan, Reog BKAK bisa diterima secara nasional. Â Â
Personel Reog BKAK terdiri atas empat polisi aktif, yakni Mang Udi, Mang Dudung, Mang Diman, dan Mang Harry. Dalam penampilan di panggung mereka tidak berkostum polisi. Masing-masing personel membawa semacam gendang yang diikat di pinggang. Dogdog nama gendang tersebut.
Dari tanah Sunda pernah muncul grup lawak  D'Bodors. Tidak tahu kapan terbentuknya, yang jelas pada 1970-an grup ini sudah muncul di TVRI. Yang paling dikenal Us Us dengan ciri khas peniti besar di baju. Lalu ada Sup Yusup dan Rudi Djamil. Pada 1983 terjadi perubahan formasi. Us Us tetap, ditambah Sambas, Yan Asmi (Uyan), dan Kusye (Engkus). Dalam menyajikan lawakan tidak hanya melalui kata-kata jenaka tetapi juga lewat lagu dan gerak. Mereka mampu menghasilkan beberapa album kaset lawak dan lagu.Â
Kompetitor D'Bodor saat itu adalah De Kebayan yang terdiri atas Kang Ibing, Aom Kusman, dan Suryana Patah yang dikenal sebagai Babah Ho Liang. De Kebayan juga hadir dengan konsep Lawak dan Lagu.
Jojon
Favorit penonton di TVRI pada masa kemudian adalah "Jayakarta Grup" yang terdiri atas Uu, Johny, Cahyono, dan Jojon. Setelah Kwartet Jaya, Jayakarta Group menjadi andalan TVRI untuk menarik penonton. Jojon menjadi primadona dengan celana ngatung dan kumis ala Chaplin. Terlebih dengan tingkahnya yang 'kedungu-dunguan'.
Grup lawak lain yang sering masuk TVRI adalah Pelita Grup dengan personel Ronron, Darus, Cholik, dan Syarif.  Lebih yunior adalah TomTam Grup dengan personel  Qomar, Kimung, Ogut, dan Firman. Qomar yang wajahnya mirip S. Bagio pernah menjadi anggota DPR.
Nah, begitulah TVRI membesarkan banyak pelawak dan grup lawak. Nanti saya teruskan dengan grup-grup lain yang muncul di TVRI dan TV Swasta yah.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI