Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nostalgia: Pada Masa Gubernur Ali Sadikin (1966-1977), Judi di Jakarta Menjadi Legal

29 Desember 2021   08:07 Diperbarui: 29 Desember 2021   08:15 2281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu versi buku tafsir mimpi (Dokpri)

Generasi kolonial yang berusia 60-an pastilah ingat yang namanya hwa hwee. Secara harfiah, dalam bahasa Mandarin hwa berarti 'bunga', dan hwee berarti 'perkumpulan' atau 'pertemuan'. Jadi  berarti 'Perkumpulan Bunga' atau 'Pertemuan Bunga'. Namun di sini hwa hwee merupakan bentuk perjudian tebak angka.  

Bila kita menebak atau memasang angka 23, misalnya, lalu keluar 23 maka tebakan kita tepat. Kita akan memperoleh hadiah beberapa kali lipat dari jumlah uang yang kita pertaruhkan. Hwa hwee membuat orang bisa kaya mendadak, bisa pula membuat orang bangkrut.

Hwa hwee memang judi tebak angka. Dulu banyak orang keranjingan hwa hwee. Apa pun dikorbankan hanya untuk membeli kupon hwa hwee, tentu berharap bisa cepat kaya.  Namun pada kenyataannya, banyak orang sempat menjual harta benda karena uangnya melayang. Bahkan urusan rumah tangga menjadi kacau.   

Sebenarnya hwa hwee merupakan judi lokal di kawasan Petak Sembilan, Jakarta. Petak Sembilan terletak di kawasan Glodok atau Pancoran. Kemudian hwa hwee meluas di hampir seantero Jakarta. Begitu populernya hwa hwee hingga mengalahkan Lotto Djaja (baca Jaya), judi "resmi" yang diselenggarakan Pemerintah DKI Jakarta pada masa itu.

Salah satu versi buku tafsir mimpi (Dokpri)
Salah satu versi buku tafsir mimpi (Dokpri)

Legal

Pada masa DKI Jakarta dipimpin Gubernur Ali Sadikin, judi menjadi legal. Ali Sadikin menjadi gubernur pada 1966-1977. Bahkan karena anggaran Pemerintah DKI Jakarta sangat minim, Ali Sadikin mendapat banyak dana dari pajak judi. Pajak itu digunakan untuk membangun sarana umum, seperti sekolah, jalan, dan fasilitas lain.

Kembali ke soal hwa hwee, saya lupa sampai angka berapa. Kemungkinan 50 dan untuk penebak tepat diberikan 36 kali dari jumlah rupiah yang dipertaruhkan. Artinya jika kita bertaruh Rp 1.000 dan tebakan tepat, kita akan memperoleh Rp 36.000.

Judi hwa hwee berlangsung setiap malam. Dari sinilah muncul bandar-bandar judi. Nomor yang keluar tetap berpatokan pada Petak Sembilan.

Selain bandar, muncul pembuat kode yang kemudian dijual secara bebas. Entah dari mana mereka membuat gambar dan tanda-tanda tertentu. Mungkin asal gambar. Nah, masyarakat yang tergila-gila hwa hwee kemudian mengolah gambar sehingga menjadi angka. Angka itulah yang mereka pasang. Pasang nomor atau pasang hwa hwee sangat populer waktu itu.

Ketika itu beberapa koran pun ikut-ikutan meramaikan hwa hwee. Mereka ikut menampilkan gambar atau kode dalam istilah hwa hwee. Masyarakat pun selalu 'mengasah otak' lewat kode atau karikatur yang terdapat pada koran. Ada yang tebakannya tepat, ada pula yang meleset.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun