Timbangan hampir selalu dihubungkan dengan kegiatan perekonomian atau perdagangan untuk mengukur berat barang.Â
"Bang beli bawang 3 kilo," begitulah kalau ibu-ibu belanja di pasar. Sebagai pengukur berat, timbangan memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Dari yang tradisional atau manual hingga modern atau digital.
Namun siapa menyangka kalau timbangan bisa menjadi sumber sejarah atau untuk mengetahui seluk-beluk perdagangan di masa lalu, termasuk sejarah metrologi, sejak masa Hindia-Belanda. Batavia, nama lama sebelum Jakarta, dulu memang dikenal sebagai kota dagang. Â
Berbagai bentuk timbangan
Beberapa timbangan sudah ditemukan dengan berbagai bentuk dan macam-macam kegunaannya, di antaranya Timbangan Besar dengan Lidah atau "Evenaar".Â
Timbangan ini digunakan sekitar 1900-1930. Timbangan yang terbuat dari kuningan ini diperkirakan dibuat di Jerman dan berasal dari periode VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie). Timbangan seperti ini ditemukan di berbagai daerah, salah satunya di Semarang.
Berbeda lagi dengan timbangan dengan dua lengan sama panjang yang berumur lebih tua, diperkirakan berasal dari abad ke-16.Â
Timbangan ini berguna untuk menimbang berbagai hasil pertanian dan perkebunan. Berbagai timbangan lain juga ditemukan seperti timbangan berbentuk tabung, atau standar ukuran berat berbahan perunggu ini dibuat oleh Andreas Zikkengeist di Neurenberg, Jerman pada 1747.
Ditemukan pula Dacing, sebuah alat seperti timbangan lengan. Dacing ini dibeli di Batavia pada 13 Mei 1941. Â