Di Tangerang ada seorang tokoh Peranakan Tionghoa yang cukup dikenal. Namanya Udaya Halim. Saat ini ia menjadi tokoh sentral di Museum Benteng Heritage yang berlokasi di Pasar Lama Tangerang, tepatnya di Jalan Cilame. Ia juga seorang pendidik, aktivis kebudayaan, bahkan fotografer. Tujuan ia mendirikan museum adalah untuk melestarikan kebudayaan Tionghoa.
Pertiwi
Berkat peran Udaya kemudian lahir organisasi Pertiwi, yang berarti Persaudaraan Tionghoa Warga Indonesia. Sejak lama budaya Tionghoa sudah bercampur baur dengan berbagai kebudayaan lain sebagaimana tergambar dari baso, mie, sekoteng, dan berbagai kuliner lain.
Udaya sering menyelenggarakan webinar, terutama yang menyangkut kebangsaan. Webinar terakhir ia selenggarakan pada Minggu, 29 Agustus 2021. Ia selalu menanamkan kebanggaan menjadi orang Indonesia melalui kegiatan kursus, sekolah, dan permuseuman.
Sebagai aktivis, ia sering berbagi demi kemanusiaan. Misalnya berbagi untuk korban bencana alam dan untuk masyarakat yang terdampak pandemi Covid.
Organisasi Pertiwi kemudian dikembangkan oleh Udaya. Di Australia, Pertiwi sudah mulai terbentuk. Maklum Udaya sedang bermukim di Perth.
Pertiwi memang mulai berkembang di mancanegara. Hal ini terlihat dari komentar para peserta webinar yang bermukim di sejumlah negara. Termasuk Siaw Tiong Djin yang memuji aktivitas Udaya. Siaw saat ini bermukim di Australia, namun lain kota dengan Udaya.
Siaw sempat memaparkan istilah Tionghoa Peranakan yang mengacu kepada pria Tionghoa yang pergi dari Tiongkok seorang diri lalu kawin dengan wanita Nusantara. Selanjutnya ada istilah Tionghoa Totok, yang menunjukkan suami isteri datang ke Nusantara lalu menghasilkan keturunan di antara mereka. Â
Menurut Udaya, sejak abad ke-20 istilah Peranakan Tionghoa merujuk pada orang Tionghoa yang lahir di luar Tiongkok dan menjadi penduduk serta warga negara setempat di Nusantara dan telah melakukan akulturasi budaya.