Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tugas Konservator, Merawat Koleksi Museum dari Belakang Layar

3 Juni 2021   17:33 Diperbarui: 4 Juni 2021   01:38 5904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merawat koleksi koin (Foto: IG Museum Bank Indonesia)

Untuk uang kertas ada pembersihan noda dan penambalan koleksi yang sobek. Untuk koin ada pembersihan karat. Masih banyak lagi masalah pada koleksi uang.

Dari media sosial MBI kita bisa melihat bagaimana seorang konservator mendeteksi kerusakan secara manual dan dengan perlengkapan modern. Dari sini diketahui jenis kerusakan dan upaya apa yang harus dilakukan.

Dari foto lain terlihat seorang konservator sedang menangani uang kertas yang sudah berusia lebih dari seratus tahun. Kondisinya tampak tidak utuh lagi karena termakan usia dan juga faktor lain seperti cuaca, penerangan, dan kelembaban. Penanganan koleksi museum harus hati-hati sekali. Konservator wajib memakai sarung tangan.

Pengalaman ikut pelatihan konservasi koleksi logam oleh Pusat Konservasi Cagar Budaya DKI Jakarta (Dokpri)
Pengalaman ikut pelatihan konservasi koleksi logam oleh Pusat Konservasi Cagar Budaya DKI Jakarta (Dokpri)
Begitu juga ketika menangani koin. Prinsip kelestarian dan kehati-hatian harus ditekankan. Dengan kegiatan konservasi diharapkan usia koleksi akan bertahan lebih lama.

Saya sendiri pernah belajar teknik konservasi logam di Pusat Konservasi Cagar Budaya DKI Jakarta. Ketika itu materi berupa pembersihan koin dari karat. Ada beberapa cairan kimia yang digunakan seperti asam sitrat dan alkohol. Koin yang tadinya penuh karat memang berhasil dibersihkan.

Namun hasilnya tidak 100% bersih. Masih ada sisa-sisa karat. Mungkin karena koin itu berbahan tembaga. Sepengetahuan penulis, kalau bahan perak lebih mudah dibersihkan.

Pekerjaan konservator berada di balik layar. Tentu tidak semua orang tahu. Selama ini yang masyarakat tahu adalah koleksi di ruang pameran. Kita harapkan kualitas kurator museum akan bertambah seiring banyaknya bimtek atau pelatihan yang diselenggarakan oleh institusi terkait.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun