Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Koleksi Pin, Siapa Tahu Menjadi Benda Investasi di Masa Mendatang

14 Mei 2021   13:54 Diperbarui: 14 Mei 2021   14:18 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lebih dari 100 pin masih dalam wadah plastik (Dokpri)

Salah satu cendera mata yang menarik perhatian saya berupa pin. Bagian depan pin biasanya gambar, sementara di bagian belakang terdapat peniti. Pin sering kali dipasang di atas saku baju. Ada pula di topi atau di tas.

Saya memiliki banyak pin hasil dari berbagai kegiatan, seperti pameran museum, diskusi, seminar, dsb. Pin tersebut terdiri atas dua jenis, yakni berukuran sekitar 5 cm dan berukuran sekitar 4 cm.

Cukup lumayan untuk menjadi benda koleksi. Pin-pin itu saya peroleh secara gratis. Tadi pagi baru sempat saya pilih dan pilah. Ada lebih dari 100 pin hasil selama beberapa tahun. Bahkan ada yang dobel, mungkin bisa untuk tukar-menukar dengan sesama kolektor pin.

Saya masih pikirkan bagaimana cara menyimpan pin-pin itu. Kalau cuma ditumpuk dalam wadah plastik, tentu orang susah mengamati. Kalau ada album khusus pin, sebagaimana album koleksi numismatik dan koleksi filateli, misalnya, tentu akan sangat membantu. Tapi biarlah sementara saya tempatkan dalam wadah plastik.

Lebih dari 100 pin masih dalam wadah plastik (Dokpri)
Lebih dari 100 pin masih dalam wadah plastik (Dokpri)
Ajang olahraga

Saya tertarik pin ketika pernah menonton ajang olahraga di Senayan. Ketika itu saya membeli beberapa buah. Maklum, ajang olahraga itu bersifat internasional. Jadi diikuti oleh atlet-atlet dari berbagai negara. Tentu kenang-kenangan berharga buat atlet-atlet mancanegara itu membeli pin bergambar khas Indonesia, seperti Monas dan Borobudur.

Pin hasil membeli bisa dihitung jari tangan. Selebihnya saya peroleh dari berbagai kegiatan museum, komunitas, dsb.

Sayang pada 2020 lalu, mungkin sekali pada 2021 ini, saya tidak bakal menambah perbendaharaan koleksi pin. Dalam kondisi pandemi Covid masih belum reda, berbagai kegiatan selalu diselenggarakan secara daring. Semoga setelah pandemi menghilang, berbagai kegiatan bisa terlaksana kembali. Tentu dengan memberi cendera mata berupa pin. Siapa tahu pin bisa menjadi benda investasi atau benda bernilai ekonomi di masa-masa mendatang.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun