Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Koin 100.000, Karya Kreatif tapi "Hoax"

28 April 2021   15:12 Diperbarui: 28 April 2021   15:16 2085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari terakhir ini dunia medsos banyak diisi postingan koin 100.000 berwarna emas. Pada koin itu tertulis Bank Indonesia, 2021-2030, dan gambar Garuda Pancasila. Grup-grup Numismatik, seperti Club Oeang Revoloesi, juga memuat postingan ini. Soalnya ada pertanyaan dari seorang anggota, "Apakah koin ini asli?"

Tadi pagi saya pun mendapat WA serupa. "Benar yah ada koin 100.000?" WA lain menulis, "Tukar koin ini di mana?"

Dua hari lalu para numismatis sudah berkomentar, "Ini editan". Beberapa lagi mengatakan, "Gak pernah dengar kalau Bank Indonesia mengeluarkan koin seperti ini".

Memang untuk masalah uang, yakni uang kertas dan uang logam (koin), referensi yang tepat adalah Bank Indonesia. Sepengetahuan saya, kalau Bank Indonesia mengeluarkan dan mengedarkan uang baru, tentu diinformasikan kepada publik lewat media. Soal koin 100.000 sebelumnya saya tidak pernah dengar dan lihat.

Foto yang beredar di medsos (Sumber: FB Club Oeang Revoloesi)
Foto yang beredar di medsos (Sumber: FB Club Oeang Revoloesi)
Baru tadi siang saya lihat di medsos, Bank Indonesia memposting infografis bahwa koin 100.000 adalah "hoax". Sekarang sudah jelas bahwa koin 100.000 itu merupakan karya kreatif anak bangsa, bukan oleh Bank Indonesia. Entah apakah bentuk fisiknya pernah beredar ataukah hanya dalam bentuk gambar.

Terus terang, untuk kreativitas, beberapa "pakar" kita tergolong jago. Koin Rp 100 tebal yang bertahun 1973 pernah diganti menjadi 1971. Kalau koin asli berharga jual sekitar Rp3.000 per keping, koin rekayasa 1971 bisa berharga beberapa kali lipat. Yah, sekadar untuk cenderamata.

Beberapa koin masa Hindia-Belanda pernah direkayasa tahun pengeluarannya, seolah-olah berusia lebih tua. Misalnya 1867 'disulap' menjadi 1667. Tentu dengan harapan harga jual menjadi semakin tinggi.

Koin Komodo 1974 (Sumber: colnect.com)
Koin Komodo 1974 (Sumber: colnect.com)
Koin 100.000 komodo

Sebenarnya koin 100.000 pernah beredar pada 1974. Di kalangan numismatik dikenal sebagai koin komodo. Menurut colnect.com, koin itu dicetak oleh Royal Mint, Llantrisant, Wales, Britania Raya. Koin itu dicetak Pemerintah RI untuk mendukung WWF, Dana Pelestarian Satwa Liar. Berbahan dasar emas 33,437 gram dan dicetak tidak sampai 7.000 keping. Data teknis lain, diameter koin 34 mm.

Karena mahal, tidak banyak orang mampu memiliki koin emas ini. Numismatis kelas atas pun cuma beberapa orang yang punya.

Sekali lagi, kita harus tetap waspada kalau beredar 'uang baru' yang meragukan. Bertanyalah kepada numismatis atau paling otentik ke pihak Bank Indonesia. Dengan adanya medsos, mereka sekarang mudah dihubungi. Gerak cepat Bank Indonesia ikut membuat lega masyarakat kita terhadap 'koin baru' yang belum jelas itu.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun