Pada 14 Maret 2021 lalu masyarakat Hindu di Indonesia memperingati Hari Suci Nyepi yang disebut juga Tahun Baru 1943 Saka. Di Indonesia, Tahun Baru Saka sangat sakral bagi masyarakat Bali dan umat Hindu di berbagai kota.Â
Saka merupakan nama tahun, sebagaimana halnya Masehi. Antara Tahun Saka dengan Tahun Masehi berselisih 78 tahun. Lihat saja perbandingan di atas, Tahun Masehi 2021 identik dengan Tahun Saka 1943.
Tahun Saka berasal dari India. Â Kelahiran Tahun Saka bermula dari peperangan suku-suku bangsa di India. Â Ketika itu suku bangsa Saka benar-benar bosan dengan keadaan permusuhan itu.Â
Arah perjuangannya kemudian dialihkan, dari perjuangan politik dan militer untuk merebut kekuasaan menjadi perjuangan kebudayaan dan kesejahteraan. Karena perjuangan mereka cukup berhasil, maka suku bangsa Saka dan kebudayaannya benar-benar memasyarakat.
Menurut buku A History of India, pada 125 SM dinasti Kushana dari suku bangsa Yuehchi memegang tampuk kekuasaan di India. Mereka terketuk oleh perubahan arah perjuangan suku bangsa Saka yang tidak lagi haus kekuasaan itu.Â
Kekuasaan yang dipegangnya bukan dipakai untuk menghancurkan suku bangsa lainnya, namun kekuasaan itu dipergunakan untuk merangkul semua suku-suku bangsa yang ada di India dengan mengambil puncak-puncak kebudayaan tiap-tiap suku menjadi kebudayaan kerajaan (negara).
Pada 79 Masehi, Raja Kaniska I dari dinasti Kushana dan suku bangsa Yuehchi mengangkat sistem kalender Saka menjadi kalender kerajaan.Â
Jadi tahun 79 Masehi identik dengan tahun 1 Saka. Sejak itu, bangkitlah toleransi antarsuku bangsa di India untuk bersatu padu membangun masyarakat sejahtera. Akibat toleransi dan persatuan itu, sistem kalender Saka semakin berkembang mengikuti penyebaran agama Hindu.
Hindu masuk ke Nusantara sekitar abad ke-4 Masehi. Rupanya banyak kerajaan di Nusantara tertarik menggunakan kalender Saka yang berpedoman pada peredaran bulan.Â
Bukti penggunaan kalender Saka ada pada banyak prasasti atau batu bertulis. Bahkan mengandung pertanggalan cukup lengkap sehingga bisa dikonversi ke dalam tanggal, bulan, dan tahun Masehi. Â
Pada masa Kerajaan Majapahit (abad ke-12 hingga ke-15), Tahun Saka menjadi kalender kerajaan. Di Kerajaan Majapahit pada setiap bulan Caitra (Maret), Tahun Saka diperingati dengan upacara keagamaan. Kalender Saka yang berasal dari India ternyata populer di Nusantara.
Kalender Saka, Kalender Masehi, Kalender Imlek, Kalender Jawa, dan berbagai jenis kalender lain ada pada banyak etnis. Inilah yang memperkaya kebudayaan.
Jika ingin tahu lebih jauh tentang kalender Saka, silakan kunjungi laman kalenderbali.org. Banyak informasi di dalam laman, seperti hari baik, ramalan pribadi, karakter, dan sifat manusia.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H