Sering kali kita cuma mengagumi lukisan gua. Kita lupa melakukan perawatan, bahkan malah melakukan corat-coret atau vandalisme. Beberapa vandalisme dijumpai pada gua purba di banyak tempat.
Perawatan gua dilakukan oleh BPCB Sulsel. Instansi itu kerap melakukan pemantauan laju kerusakan gambar gua. Maklum, bahan-bahan alamiah itu sudah berusia ribuan tahun. Warna-warna pada lukisan sudah memudar. Tentu karena perubahan cuaca dari panas ke dingin dan sebaliknya.
Ekskavasi arkeologi hampir selalu diadakan di setiap gua. Tujuannya untuk mencari hubungan antara lukisan dengan artefak. Tulang manusia, tulang hewan, dan alat batu sering ditemukan di kompleks gua prasejarah.
Masyarakat awam sering dilibatkan dalam eksplorasi atau survei. Mereka pemberi informasi utama karena gua menjadi tempat mereka beristirahat setelah beraktivitas. Namun masyarakat pula yang dianggap mengganggu kelestarian situs-situs prasejarah. Pembangunan pabrik justru terdapat di sekitar situs.
Kewajiban kita saat ini adalah memastikan gambar cadas itu tetap lestari dan dapat disaksikan oleh generasi yang akan datang.***
(Disarikan dari buku Gambar Prasejarah terbitan Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Sulawesi Selatan, 2020)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H