Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Filosofi dalam Koin Bolong

14 Maret 2021   07:46 Diperbarui: 14 Maret 2021   09:29 1908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama ini kita mengenal dua jenis uang logam atau koin, yakni koin tanpa lubang dan koin berlubang. Pada awal dikeluarkan, koin berlubang dipandang 'aneh'. Dalam perjalanan sejarah Nusantara, koin berlubang yang populer berasal dari Tiongkok. Dikenal sebagai uang kepeng, sebagian lagi menyebut pis bolong. 

Koin berlubang selanjutnya dikeluarkan pemerintah Hindia-Belanda, ditandai dengan tulisan Nederlandsch-Indie pada koin. Ada beberapa jenis koin bolong dari masa itu. Kebanyakan koin Nederlandsch-Indie berbahan tembaga dan perunggu.

Kepeng Tiongkok/kiri dan koin Nederlandsch-Indie/kanan (Foto: Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali/kiri dan Dokpri/kanan)
Kepeng Tiongkok/kiri dan koin Nederlandsch-Indie/kanan (Foto: Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali/kiri dan Dokpri/kanan)
Segiempat dan lingkaran

Uang kepeng Tiongkok banyak ditemukan pada berbagai situs arkeologi di Indonesia. Uniknya, lubang pada kepeng berbentuk segiempat. Bentuk koin bulat atau lingkaran. Ada filosofi pada kepeng Tiongkok. Bentuk bulat melambangkan langit atau surga, sementara lubang segiempat melambangkan bumi.

Sebenarnya koin kepeng memiliki tiga jenis ukuran, yakni kecil, sedang, dan besar. Ukuran kecil berdiameter 18 - 22 mm, sementara ukuran sedang 22,1 -- 28 mm. Ukuran besar jarang ditemukan di Nusantara.

Ilustrasi rencengan koin bolong (Dokpri)
Ilustrasi rencengan koin bolong (Dokpri)
Pada masa Hindia-Belanda koin bolong dibuat dalam nominal kecil. Lubang pada koin Nederlandsch-Indie berbentuk lingkaran. Selain di Belanda, koin itu dicetak di Amerika Serikat. Koin terbanyak berasal dari 1945. Ketika itu memang Belanda ingin menguasai kembali Indonesia yang sudah merdeka.

Kalau kita menafsirkan ada beberapa keuntungan koin bolong. Pertama, menghemat bahan. Dibandingkan koin tanpa lubang, memang ada sedikit pengurangan bahan untuk koin berlubang. Kedua, memudahkan penyimpanan. Koin bolong bisa dirangkai dengan tali, jadi tidak berceceran.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun