Selama ini kita mengenal dua jenis uang logam atau koin, yakni koin tanpa lubang dan koin berlubang. Pada awal dikeluarkan, koin berlubang dipandang 'aneh'. Dalam perjalanan sejarah Nusantara, koin berlubang yang populer berasal dari Tiongkok. Dikenal sebagai uang kepeng, sebagian lagi menyebut pis bolong.Â
Koin berlubang selanjutnya dikeluarkan pemerintah Hindia-Belanda, ditandai dengan tulisan Nederlandsch-Indie pada koin. Ada beberapa jenis koin bolong dari masa itu. Kebanyakan koin Nederlandsch-Indie berbahan tembaga dan perunggu.
Uang kepeng Tiongkok banyak ditemukan pada berbagai situs arkeologi di Indonesia. Uniknya, lubang pada kepeng berbentuk segiempat. Bentuk koin bulat atau lingkaran. Ada filosofi pada kepeng Tiongkok. Bentuk bulat melambangkan langit atau surga, sementara lubang segiempat melambangkan bumi.
Sebenarnya koin kepeng memiliki tiga jenis ukuran, yakni kecil, sedang, dan besar. Ukuran kecil berdiameter 18 - 22 mm, sementara ukuran sedang 22,1 -- 28 mm. Ukuran besar jarang ditemukan di Nusantara.
Kalau kita menafsirkan ada beberapa keuntungan koin bolong. Pertama, menghemat bahan. Dibandingkan koin tanpa lubang, memang ada sedikit pengurangan bahan untuk koin berlubang. Kedua, memudahkan penyimpanan. Koin bolong bisa dirangkai dengan tali, jadi tidak berceceran.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H