Film berwarna bisa juga dibuatkan contact print. Banyak studio foto menyediakan jasa tersebut. Sementara untuk slide, harus dibawa ke tempat tertentu untuk diproses dan diberi frame.
Hanya sedikit studio foto yang menyediakan jasa memproses dan mencetak slide. Maklum, warga masyarakat jarang menggunakan film slide.
Dulu film negatif dan slide yang cukup dikenal bermerk Fuji dan Kodak. Khusus film negatif ada lagi Agfa, Sakura, dan Konica. Setiap merk memiliki kelebihan dan kekurangan.
Dulu, sebagai jurnalis, saya hampir selalu membawa tiga kamera. Masing-masing berisi film hitam putih, film berwarna, dan slide.Â
Terus terang, cukup merepotkan. Apalagi kalau membawa tripod dan mendaki bukit.
Masa 1980-an saya sering jeprat sana jepret sini. Sayang banyak film negatif dan slide saya serahkan ke bagian dokumentasi.Â
Saya tidak tahu siapa yang menyimpan atau ke mana "harta karun" itu sekarang. Padahal banyak dokumentasi lalu berharga ada pada Sinar Harapan dan Mutiara.
Namun masih banyak foto berupa film negatif (hitam putih dan berwarna) dan slide ada pada saya. Ada lima kontener yang saya rawat. Lebih dari 100 foto sudah saya pindai (scan). Karena cukup murah, beberapa tahun lalu saya beli printer 3 in 1, yang bisa cetak, scan, dan copy. Semoga bisa segera kebeli scanner yang bisa untuk film negatif dan slide.
Sejak lama kamera manual analog sudah "mati suri" digantikan kamera digital, bahkan telepon pintar. Proses pada kamera manual memang membutuhkan waktu.Â
Namun hasil karya tukang jepret masa lalu masih tetap eksis sampai sekarang. Juga diperlukan untuk berbagai penerbitan masa kini. Sekadar gambaran, foto yang saya jepret sekitar 1986 pernah dibayari Rp 500.000 per lembar untuk ilustrasi buku tahunan dan kalender.