Meskipun begitu, Imlek tidak selalu maju 11 hari sebagaimana Idul Fitri, yang juga menggunakan perhitungan kalender lunar. Penentuan Imlek menggunakan kombinasi kalender lunar dan kalender solar (matahari).
Perayaan Imlek dirayakan selama 15 hari, diakhiri dengan Capgomeh (capgo = 15, meh = malam). Biasanya ada festival atau parade berupa pertunjukan barongsai, gotong toapekong, dan atraksi lain. Namun berhubung pandemi Covid belum berakhir, baru kali ini perayaan Imlek diselenggarakan secara daring.Â
Menurut Pak Udaya Halim, dulu perayaan Imlek dilakukan secara terbatas. Banyak masyarakat memang takut dengan ancaman rezim Orde Baru. Baru setelah Gus Dur menjabat Presiden RI, perayaan Tahun Baru Imlek ke-2551 pada 2000 dirayakan secara terbuka. Tahun Baru Imlek berawal dari kelahiran Khong Hu Cu (Kongzi) pada 551 Sebelum Masehi (SM). Mulai 2001, Hari Raya Imlek ditetapkan sebagai hari libur fakultatif. Pada 2002 Presiden Megawati mengeluarkan Keppres yang isinya mulai 2003 Tahun Baru Imlek menjadi hari libur nasional.***
Bacaan pendukung:Â
Tedy Jusuf, Sekilas Budaya Tionghoa di Indonesia, 2000
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H