Dengan berpindahnya ruang layanan dan ruang koleksi buku, maka ruangan Museum Nasional terasa lebih luas. Namun masih saja terasa sempit bila dibandingkan dengan jumlah koleksi. Waktu itu negosiasi untuk mendapatkan gedung di sebelahnya terasa alot. Baru pada 1990-an berhasil dan sedikit demi sedikit dibangun gedung baru. Ini pun terasa sempit sehingga Museum Nasional membeli tanah untuk menjadi gudang koleksi di dekat TMII, Jakarta Timur.
Lama sekali karcis masuk Museum Nasional tidak naik. Tetap Rp100. Banyak warga masyarakat sempat 'protes' karena karcis masuk lebih murah daripada biaya parkir atau biaya masuk toilet. Padahal di dalam museum banyak informasi berharga. Protes keras justru dilontarkan oleh wisatawan mancanegara. Dulu harga untuk wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara sama.
Pada 2000-an karcis masuk menjadi Rp500. Entah tahun berapa dinaikkan drastis menjadi Rp5.000 untuk wisatawan nusantara dan Rp10.000 untuk wisatawan mancanegara. Untuk anak-anak biaya tentu lebih rendah. Begitu pula untuk rombongan, ada diskon lagi.
Kalau dihitung sejak 1976, ternyata saya sudah 45 tahun berkunjung ke Museum Nasional. Terakhir akhir Desember 2020 saya ke sana. Itu pun sebentar sekali karena keperluan ambil buku dan kalender. Maklum pandemi Covid masih belum bisa diajak kompromi.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H