Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Candi Simping di Blitar Rata dengan Tanah karena Ulah Pelukis Tersohor Raden Saleh

23 Januari 2021   17:06 Diperbarui: 27 Januari 2021   06:26 26270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dosen UGM Rusyad mengatakan beliau bisa disebut sebagai perintis paleontologi vertebrata Indonesia. Sedangkan menurut seorang jurnalis, Mas Mahandis Yoanata Thamrin, Raden Saleh bisa disebut Bapak Museum Indonesia karena di kediamannya di Cikini memajang temuan arkeologi. Siapa saja boleh menyaksikan koleksi beliau.

Fosil kuda nil di Museum Nasional (Foto: merahputih.com)
Fosil kuda nil di Museum Nasional (Foto: merahputih.com)
Rata dengan tanah

Raden Saleh banyak dipuji karena menyumbang banyak artefak untuk Museum van Het BGKW atau Museum Nasional sekarang. Tampaknya hanya arkeolog Belanda, N.W. Hoepermans, yang mencaci-maki ekskavasi yang dilakukan Raden Saleh.

Sejarawan Ancah Yosi Cahyono menyebut Raden Saleh sebagai "Sang Juru Gangsir", sebagaimana ia kemukakan di Facebook.

"Beliaulah yang bertanggung jawab atas hancurnya bangunan Candi Simping. Bukan rusak lagi, karena cara kerjanya ia membongkar total bagian dalam tubuh dan lantai hingga mengakibatkan candinya rubuh," kata Yosi.

Menurut Yosi, fakta awal dibeberkan oleh Hoepermans ketika mengunjungi Candi Simping, Blitar. Ia melihat candi tempat Raden Wijaya di-dharma-kan itu rata dengan tanah. Candi itu sebelumnya masih berdiri, hingga 4 April 1866 Raden Saleh datang ke sana dan meratakannya.

Masih dari diary Hoepermans, Simping bukanlah candi pertama yang 'diratakan' oleh Raden Saleh. Hoepermans juga sempat menggerutu, mengenai siapa yang memberikan hak Raden Saleh untuk melakukan hal demikian. 

Candi Simping dikenal pula dengan Candi Sumberjati terletak di Dusun Mrajan, Desa Sumberjati, Kecamatan Kedemangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi itu dipercaya berkaitan dengan Raden Wijaya dari Kerajaan Majapahit.

Di candi ini dulu pernah diketemukan arca Harihara, gabungan Dewa Siwa dan Dewa Wisnu sebagai penggambaran Raden Wijaya.

Arca Harihara yang masih dalam kondisi bagus dan utuh ini sekarang disimpan di Museum Nasional Jakarta. Kitab Nagarakretagama mencatat bahwa Raja Hayam Wuruk pernah merenovasi candi ini pada 1285 Saka atau 1363 M.

Saat ini yang tersisa dari Candi Simping hanya alas candi dan kaki candi. Bagian lain berserakan di halaman candi. Banyak bagian belum ditemukan, bahkan tidak mungkin ditemukan kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun