Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masih Lengkapkah Karya Seni Bernilai Tinggi Pilihan Bung Karno di Hotel Indonesia?

14 Januari 2021   18:10 Diperbarui: 17 Januari 2021   06:32 1108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Restorasi lukisan Lee Man Fong pada 2019 (Foto: luxina.id)

Bung Karno ikut memilih semua benda seni untuk memperindah interior. Tidak heran HI memiliki karya-karya seni bernilai tinggi, seperti patung karya Trubus dan relief batu pahat berukuran 24 meter x 3 meter yang menggambarkan kehidupan masyarakat Bali karya Sanggar Sela Biangun dari Yogyakarta. HI masih dilengkapi mozaik besar bergambar tarian tradisional Indonesia karya G. Sidharta dan lukisan flora fauna karya Lee Man Fong. Dalam bukunya tadi, Arifin Pasaribu juga menyebut adanya prasasti yang berisi sajak karya Ramadhan K.H.

Tentang lukisan Lee Man Fong ada beritanya [di sini].

Ketika pada 1974 akan berlangsung konperensi pariwisata PATA, beberapa hotel berbintang mulai berdiri di sepanjang Jalan M.H. Thamrin dan Jalan Sudirman, termasuk di wilayah-wilayah penghubung. Sejak adanya beberapa hotel berbintang, maka HI memiliki saingan. Seperti dalam bisnis, siapa yang kuat maka dialah yang berkuasa.

Sebagai BUMN, PT Hotel Indonesia Internasional sulit bersaing dengan perusahaan swasta. Pada 30 April 2004 HI berhenti beroperasi. Sejak itu pengelolaan HI di bawah Grup Djarum. Rencana pengelolaan selama 30 tahun bahkan kemudian diperpanjang 20 tahun sehingga akan berakhir pada 2055. Sejak kerja sama itu nama HI diubah menjadi HI Kempinski. Grup Kempinski berasal dari Jerman.

Beberapa bagian HI telah dibongkar. Kini hanya menyisakan bangunan utama yang sudah berstatus cagar budaya. Yang menjadi pertanyaan, masih lengkapkah karya-karya seni yang pernah menjadi bagian dari HI? Kalaupun masih tersisa, di manakah tempat penyimpanan karya seni itu?***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun