Masih saja marak upaya penipuan lewat ponsel atau media sosial (medsos). Entah sudah berapa banyak saya mendapat SMS dari Lazada, Shopee, Pertamina, Telkomsel, BRI, dll yang menyatakan saya mendapat hadiah sekian juta rupiah. Untuk itu saya harus menghubungi tautan yang diberikan.
Kalau mendapat SMS demikian, saya tidak pernah tanggapi. Toh, saya tidak pernah berhubungan dengan instansi-instansi tersebut. Upaya penipuan seperti ini saya dengar sejak lama.
Kabarnya kalau kita tanggapi maka kita akan digiring ke sebuah nomor. Boleh dibilang, itu semacam phising. Mirip dengan kata fishing yang bermakna memancing. Cukup berbahaya kalau kita memiliki internet banking atau sejenisnya. Lewat phising itu, si penipu akan mengambil data pribadi kita. Mungkin saja menguras tabungan kita.
Ada pula upaya penipuan bentuk lain. Beberapa kali saya mendapat SMS seperti ini, "Nanti uang kontrakannya ke rekening adik saya nomor ini. Saya sudah memberi kuasa ke dia". Terus terang, kalau dari nomor tidak dikenal atau belum tercatat dalam nomor kontak saya, saya tidak akan tanggapi.
Selain dari SMS, upaya penipuan lain dengan mengambil mengambil foto profil kita di media sosial. Foto profil saya pernah diambil orang, lalu dia buat akun Facebook dengan nama Ki Yudhaprasta. Kita sendiri tidak sadar. Ketika itu ada seorang rekan yang lapor bahwa profil saya dipakai orang.
Malah ada yang terang-terangan menggunakan profil dan nama saya. Saya dapat info dari beberapa teman yang bertanya apakah saya memiliki akun baru. Soalnya 'Djulianto Susantio' palsu itu mengajak berteman.
Facebook dan WA
Upaya penipuan bukan cuma lewat SMS dan medsos. Profil saya beberapa kali pernah dipakai untuk WA si penipu. Dia menawarkan barang dengan harga murah kepada teman-teman saya tanpa saya tahu. Ada yang cuma mengirim teks, ada pula yang berbicara langsung. Untung teman-teman saya waspada dan memberi informasi kepada saya.
Beberapa teman saya pernah di-hack akun Facebook-nya. Saya pernah dikirimi messenger tapi kata-katanya 'aneh'. Soalnya saya sudah familiar dengan teman-teman saya itu. Intinya mereka mau pinjam uang atau minta dibelikan pulsa. Mirip dengan kasus lama "mama minta pulsa" atau "papa minta pulsa".
Lain lagi dengan WA teman saya yang kena hack. Mereka pura-pura jadi teman korban dan menghubungi teman-teman di daftar kontak. Buntut-buntutnya tetap pinjam uang. Ada sih yang kena 300.000. Ada juga yang mengirimi kode verifikasi WA. Kalau kita klik bisa-bisa data pribadi kita dicuri mereka.
Oh iya, beberapa kali saya menerima SMS dari 'Malaysia'. Mereka punya dana besar dan meminta saya menjadi penghubung.