Untuk kesekian kalinya masalah "koin kuno" (begitulah istilah masyarakat awam) menjadi perbincangan di media sosial. Beberapa waktu lalu koin Rp1000 kelapa sawit sempat heboh karena beberapa orang posting koin tersebut di marketplace dengan harga jutaan rupiah.
Kini koin Rp500 melati ditawarkan dengan harga 'aduhai'. Bahkan kemudian dikutip jurnalis dengan judul 'fantastis'. Pihak Bank Indonesia sempat diwawancarai. Begitu pula para kolektor atau lebih dikenal sebagai numismatis. Inilah akibat kejar pageviews, monetisasi, atau subscriber. Jurnalis zaman sekarang bukannya mencerdaskan masyarakat, malah membingungkan masyarakat.
Kalau kita lihat di marketplace--yang juga diisi banyak pedagang numismatik--harga yang ditawarkan beragam, sekitar Rp5.000 sampai Rp10.000. Ada yang kurang paham koleksi, menawarkan puluhan ribu rupiah. Ironisnya yang 'kurang waras' menawarkan jutaan rupiah.
Buat kolektor pemula, tentu harus hati-hati. Pilihlah harga terendah. Sekadar gambaran, koin-koin Indonesia yang dikeluarkan sejak 1945 sampai sekarang, tidak ada yang berharga mahal. Saya pernah membeli coins set 1945-2010 ini seharga Rp100.000. Sebenarnya sudah ada lagi coins set yang lebih lengkap, yakni 1945 hingga 2016. Harga pasaran sekitar Rp150.000.
Koin Rp500 yang heboh itu dikenal sebagai koin melati, karena pada salah satu sisi terdapat gambar bunga melati. Pada sisi lain terdapat gambar Garuda Pancasila dan tahun emisi 1991 dan 1992. Â
Data teknis koin ini adalah bahan aluminium-perunggu, atau banyak orang menyebutnya kuningan. Data lain diameter 24 mm, tebal 1,80 mm, dan berat 5,28 gram. Â Â
Memang dimaklumi karena ketidaktahuan masyarakat, jadi menganggap harga jual selalu sama. Disayangkan mereka memilih yang tertinggi yang justru harganya 'tidak waras'.***