Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Dalam Gedung Sarinah Terdapat Relief dan Patung Bersejarah yang Belum Diketahui Masyarakat

21 Desember 2020   16:06 Diperbarui: 26 April 2021   15:28 2241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buat warga Jakarta, Gedung Sarinah menjadi saksi sejarah pesatnya pembangunan fisik. Gedung ini terletak di Jalan M.H. Thamrin, persis di depan halte TransJakarta. Halte Sarinah dan nama Sarinah sudah begitu populer, sering kali digunakan sebagai patokan bila kita mencari gedung-gedung di dekatnya.

Pendirian Gedung Sarinah dicanangkan oleh Presiden Sukarno pada 17 Agustus 1962. Biaya pembangunan berasal dari pampasan perang pemerintah Jepang. Gedung Sarinah mulai beroperasi pada 1966. Awalnya dikenal sebagai Department Store atau toko serba ada (toserba) yang menjual produk-produk kerajinan Indonesia.  

Maklum, di dekatnya ada Hotel Indonesia yang juga dibangun dari pampasan perang. Jadi wisatawan yang menginap di Hotel Indonesia bisa berbelanja ke Sarinah yang berjarak sekitar lima ratus meter. Boleh dibilang Toserba Sarinah menjadi mal terbesar dan modern di Indonesia. Bahkan menjadi gedung pertama yang memiliki eskalator.

Gedung Sarinah memiliki tinggi 74 meter yang terdiri dari 15 lantai. Saat itu menjadi bangunan pencakar langit pertama di Indonesia. Sebagai pusat perbelanjaan modern pertama, Sarinah langsung jadi ikon berbelanja di Jakarta. Nama Sarinah diambil dari nama salah satu pengasuh Presiden Sukarno di masa kecil. 

Baca Juga: Sarinah dan Sejarah Gedung Pencakar Langit di Jakarta

Sekitar 1968-1970 ayah dan ibu pernah mengajak saya dan kerabat ke gedung itu. Seingat saya menyewa oplet, kendaraan umum seperti mikrolet tapi pintunya ada di bagian belakang. Namanya anak-anak, saya sempat naik turun dengan eskalator. Ketika itu justru banyak orang dewasa terjatuh karena belum terbiasa dengan eskalator.

Seingat saya pada 1984 Gedung Sarinah pernah terbakar. Soalnya saya pernah mendatangi ruangan kantor milik PT Taman Wisata Candi Borobudur dan Prambanan di lantai 8. Ketika itu saya hendak berjumpa dengan Pak Boediardjo.

Ruangan yang berisi relief dan patung saat ini (Foto: makalah Ibu Yuke)
Ruangan yang berisi relief dan patung saat ini (Foto: makalah Ibu Yuke)

Relief bersejarah

Karena sudah berusia tua, maka Kementerian BUMN yang mengelola Sarinah akan merenovasi gedung tersebut. Renovasi dimulai pada awal masa pandemi. Diperkirakan renovasi akan selesai pada Agustus 2021.

Ternyata belum banyak orang tahu kalau di dalam Gedung Sarinah terdapat relief dan patung warisan Presiden Sukarno. Selama ini relief tersebut tertutup. Lokasinya di belakang gerai restoran cepat saji McD. Tepatnya berada di ruang mekanikal dan elektrikal gedung perkantoran tersebut.

Relief itu menggambarkan kehidupan masyarakat Indonesia sebelum kemerdekaan. Penggambaran mereka tanpa alas kaki, berkebaya, bahu terbuka, dan bercaping. Terlihat sejumlah petani sedang membawa hasil panen. Pada bagian lain ada nelayan dan pedagang. Di samping relief ada patung setinggi kira-kira tiga meter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun