Di sana pengembangan fasilitas pariwisata tidak terkendali, misalnya kelestarian alam dan budaya menjadi rentan, pengembangan infrastruktur mengancam keaslian dan keterpaduan lanskap, dan banyak pihak tidak mendapatkan manfaat yang sama sehingga menimbulkan kekecewaan. Pariwisata harus mempertahankan tradisi sebagai pendidikan budaya bagi generasi muda dan pengunjung, begitu Pak Daud mengingatkan.
Menurut Pak Daud kita harus belajar dari Dong Dimen Ecomuseum di Tiongkok. Tanpa mengubah kehidupan adat tradisi dan suasana desa, penduduk Dong Dimen justru mendapat begitu banyak kunjungan.
Mereka menyambut tamu dengan tradisi, memiliki penginapan tradisional yang bersih dan sehat, bahkan bagi peneliti disediakan tempat bernuansa tradisional juga. Sebagai ganjaran, mereka banyak memperoleh penghargaan internasional.
Kata Pak Daud, jika perlu tambahkan unsur modern sebagai pilihan. Misalnya teknologi Outdoor Virtual Reality atau Augmented Reality. Ini penting untuk meningkatkan pengalaman sekaligus mengenalkan alan dan presentasi rekonstruksi kehidupan masa lampau di Lore Lindu.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H