Weltevreden kini menjadi Batavia Baru. Pada abad ke-19 Batavia Baru dikenal sebagai Ratu dari Timur. Begitu kata Mas Susmana.
Beliau menemukan informasi berbentuk syair karya Mas Marco Kartodikromo yang dimuat di Sinar Djawa pada 10 April 1918. Potongan syair itu berisi tentang 'penjara di Weltevreden'.Â
Nah, di manakah letak penjara itu? Mungkinkah penjara Glodok? Tentu memerlukan penelitian lebih lanjut. "Mas Marco adalah murid dari Tirto Adhi Soerjo, seorang siswa dari STOVIA," kata Mas Susmana.
Dalam makalahnya mbak Vivin mengatakan bahwa sekitar 60 persen penduduk Indonesia akan tinggal di daerah perkotaan. Berarti adanya arus urbanisasi. Dulu Jakarta sepi, kini ramai dan padat. Dulu kendaraan jarang, kini kendaraan melimpah. Begitu mbak Vivin menggambarkan.
Menurut mbak Vivin, problematika Jakarta bisa dilihat dari tingkat-tingkat dalam istilah perkotaan. Saat ini Jakarta menjadi kota metropolis, berarti kenampakan struktur ruang kota sudah berkembang cukup besar.Â
Pengaruh kota sudah terasa hingga daerah sekitarnya sehingga banyak ditemukan kota satelit atau daerah penyokong kota utama. Di atasnya ada megalopolis, berarti perilaku manusia hanya berorientasi materi. Jangan sampai kita menjadi tiranipolis (awal kehancuran suatu kota) dan nekropolis (kota kematian). Â
Mengingat sebagian besar penduduk kota, terutama Jakarta, adalah masyarakat menengah ke bawah, mbak Vivin berharap pemerintah mulai memikirkan transportasi massal yang aman dan nyaman.Â
Transportasi massal itu berupa bus TransJakarta yang jumlahnya cukup banyak dan waktu kedatangannya cepat, terutama pada jam kerja. Juga kereta api, mengingat sebagian pekerja berdomisili di luar Jakarta.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H