Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Strategi Pegiat Museum di Masa Pandemi

12 Oktober 2020   18:45 Diperbarui: 12 Oktober 2020   18:46 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Hari Museum Indonesia 2020 (Dok. Asosiasi Museum Indonesia)

Hari ini insan permuseuman merayakan Hari Museum Indonesia dalam kondisi terbatas. Maklum wabah pandemi masih belum surut. Kalau pada tahun-tahun sebelumnya banyak kegiatan fisik, kali ini hanya pameran daring, diskusi daring, tur virtual, dsb.

Hari Museum Indonesia ditetapkan 12 Oktober berdasarkan penyelenggaraan musyawarah museum se-Indonesia pada 12-14 Oktober 1962 di Yogyakarta. Secara aklamasi tanggal tersebut diterima oleh para peserta Pertemuan Nasional Museum pada 2015 di Malang.

Biarpun secara daring, banyak rangkaian acara untuk menyambut Hari Museum Indonesia 2020. Acara akan berakhir pada  10 November 2020. Penyelenggara kegiatan adalah Asosiasi Museum Indonesia (AMI) dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan sebagai fasilitator. Sebagai organisasi profesi, AMI memiliki 19 AMIDA (AMI Daerah).

Kegiatan Hari Museum Indonesia 2020 juga didukung empat komunitas di Jakarta, yakni Komunitas Jelajah (Komjel), Komunitas Historia Indonesia (KHI), Komunitas Jelajah Budaya (KJB), dan Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia (KPBMI). Kali ini tema Hari Museum Indonesia adalah "Museum dan Solidaritas". Pembukaan acara akan diselenggarakan pada pukul 19.00 lewat kanal Youtube.

Logo Hari Museum Indonesia 2020 (Dok. Asosiasi Museum Indonesia)
Logo Hari Museum Indonesia 2020 (Dok. Asosiasi Museum Indonesia)
Awal Oktober 

Sebenarnya berbagai kegiatan sudah dilaksanakan sejak awal Oktober. Ikatan Pemandu Museum Indonesia (IPMI) dan Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia (KPBMI) dengan dukungan Museum Kebangkitan Nasional menyelenggarakan BBM (Belajar Bersama Muskitnas) dengan topik kepemanduan dan komunikasi (berbicara dan menulis di media sosial). Museum Tekstil menghadirkan topik batik dan konservasi kain. Museum-museum di luar Jakarta juga menyelenggarakan acara-acara serupa.

Beberapa acara di Jakarta sempat saya pantau, bahkan mengikuti acara tersebut. Museum Kebangkitan Nasional, pukul 13-15 menampilkan diskusi daring soal strategi pegiat museum dalam menghadapi pandemi covid-19. Pembicaranya Mbak Afifa dari Museum di Tengah Kebun dan Mas Farid dari Himpunan Pramuwisata Indonesia, dengan moderator Mas Juniawan dari Museum Kebangkitan Nasional.

Mungkin sudah banyak kita ketahui bahwa dalam masa pandemi ini museum mengalami keterbatasan, seperti jumlah pengunjung hanya 50% dari kapasitas, bahkan menutup kunjungan publik, tergantung satgas covid pada masing-masing daerah.

Akibat ada protokol kesehatan, tentu saja banyak museum sepi pengunjung. Boleh dibilang jumlah pengunjung menurun drastis dibandingkan kondisi normal. Mengingat hal ini tentu saja museum perlu strategi. Museum-museum pemerintah yang mengandalkan dana APBN atau APBD memang tergolong aman. Lain halnya dengan museum-museum swasta yang tergantung penghasilan dari karcis masuk.

Museum di Tengah Kebun (MTK) yang merupakan museum pribadi boleh dibilang tidak memiliki kendala berarti. Maklum, almarhum Pak Sjahrial Djalil, pemilik museum ini, sudah menyediakan dana pada yayasan. MTK yang memiliki luas sekitar 4.200 meter persegi, hanya menerima kunjungan terbatas dengan perjanjian.

Menurut Mbak Afifa, MTK menyediakan e-formulir. Biasanya per rombongan pengunjung mencapai 15 orang. Namun dalam masa pandemi ini menjadi 7 orang. Cukup sesuai karena tiap ruangan koleksi di MTK relatif kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun