Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Dua Cucu Maestro Basoeki Abdullah Melukis

6 Oktober 2020   17:32 Diperbarui: 6 Oktober 2020   17:37 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kiri: karya Erica dan kanan: karya Vickey yang dipamerkan di Museum Basoeki Abdullah (Foto: Museum Basoeki Abdullah)

Kata Erica, dalam menjual lukisan kita harus mengetahui legal aspect terhadap kayu yang digunakan untuk bingkai dan peraturan perusahaan penerbangan soal ukuran kanvas. Sebaiknya kita tidak menggunakan kayu yang dilindungi dan harus dibuktikan dengan sertifikasi. Maklum, negara kita beriklim tropis, sementara ada negara memiliki empat museum. "Saya pernah menjual ke mancanegara, tapi bingkainya dibuat knock down," kata Erica.

Pepatah bilang, buah akan jatuh tidak jauh dari pohonnya. Semoga cucu maestro Basoeki Abdullah ini bisa menjadi pelukis atau perupa terkenal. Tapi kata Vickey, sulit menandingi eyangnya karena Basoeki Abdullah memang sudah dikenal di Eropa.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun