Telapak tangan dengan garis-garis tangan yang beraneka ragam biasanya menjadi sarana untuk meramal. Banyak orang percaya bahwa karakter, peruntungan, karier, jodoh, dan sebagainya tergambar pada garis-garis tangan. Memang dulu telapak tangan bukan digunakan untuk mengetahui nasib seseorang, namun untuk mendeteksi penyakit. Tabib-tabib Tiongkok kuno yang disebut sinshe, paham betul akan hal itu. Segala penyakit tergambar dari telapak tangan, yakni dari bentuk dan ukuran tangan jari, kuku, dan garis.
Selama berabad-abad para dokter juga telah mengenali diagnostik dari tanda-tanda pada tangan. Menurut mereka, jika diteliti lebih dekat, terdapat informasi yang lebih khusus yang dapat dibaca dari tangan tentang kesehatan fisik. Warna, suhu, dan keadaan umum dari tangan, dapat membantu menjelaskan gejala dan mendukung diagnosis akhir.
"Bapak Kedokteran" Hippocrates pada abad ketiga Sebelum Masehi memperhatikan bahwa penyakit menyebabkan gangguan tertentu pada kuku. Penelitian ilmiah modern ternyata mendukung pendapat Hippocrates. Penelitian selanjutnya memusatkan perhatian pada alur-alur kulit dan sidik jari.
Mantak Chia dalam bukunya mengatakan tangan berfungsi sebagai kekuatan penyembuhan. Dengan mengetahui titik-titik utama dan jari tangan, kita merangsang dan mempertahankan organ-organ tubuh agar berfungsi dengan baik.
Telapak tangan, menurut Chia, merupakan muara semua energi Qi atau Chi. Telapak tangan adalah sumber daya kehidupan yang disalurkan untuk menyembuhkan orang atau diri sendiri. Telapak tangan juga merupakan muara dalam menerima energi dan menyalurkannya ke dalam struktur tulang dan organ-organ vital tubuh.
Pengobatan Tiongkok menekankan pentingnya lima elemen atau lima unsur, yakni kayu, api, tanah, logam, dan air. Kelimanya hanya imajiner, seperti halnya rumus Pythagoras. Kelima unsur saling berinteraksi secara positif dan negatif. Sebagai gambaran, kayu menghidupkan api, tetapi merusak tanah; api mengeraskan tanah, tetapi melelehkan logam; tanah menghasilkan logam, tetapi membendung air; logam mengandung air, tetapi membelah kayu; dan air menyirami kayu, tetapi memadamkan api.
Mereka yang memahami palmistri, belum tentu memahami kesehatan. Begitu pula sebaliknya. Ada titik-titik tertentu yang berhubungan dengan penyakit. Biasanya kalau ditekan terasa sakit, berarti penyakit kita mulai tumbuh atau akut. Sebenarnya kita bisa memijat-mijat sendiri. Namun sering kali ada rasa malas. Kalau merasa sehat, tidak mengapa kita memijat sendiri. Cuma jangan terlalu keras. Yang penting perlahan dan agak lama, tergantung penyakit kita.
Sekadar gambaran, kalau Anda bermasalah pada pencernaan atau lambung, lihatlah garis kehidupan pada telapak tangan Anda. Kalau Anda sering pusing-pusing atau susah tidur, pasti ada 'sesuatu' pada garis kecerdasan/garis kepala/garis intelek Anda. Kalau Anda ada tanda-tanda penyakit jantung, pasti terlihat pada garis perasaan/emosi. Â
Memijat tangan jauh lebih mudah daripada memijat telapak kaki, yang populer disebut refleksiologi. Untuk kesehatan, apalagi dalam kondisi pandemi seperti sekarang, pencegahan atau pengobatan secara sederhana ini perlu dilakukan. Memang bukan untuk penyembuhan tetapi paling tidak untuk meminimalisasi atau mencegah penyakit.*** Â
Bahan bacaan:
- Lori Reid, Kesehatan Berdasarkan Garis Tangan, 1995.
- Mantak Chia, Pijat Chi, 1997.
- Man-Ho Kwok, Seni Membaca Wajah dan Garis Tangan, 2002.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H