Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Koin Kuno Pernah Terjual 82 Miliar

12 September 2020   15:33 Diperbarui: 12 September 2020   15:33 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koin Sukarno 1962 berlaku di Riau (koleksi pribadi)

Banyak orang sering terpukau dengan uang kuno, baik uang kertas maupun uang logam (koin),  yang terjual ratusan juta hingga miliaran rupiah. Banyak orang juga sering geleng-geleng kepala mendengar kolektor Indonesia memburu uang-uang kuno di balai-balai lelang internasional. Seakan duit mereka tidak ada nomor serinya. Sebenarnya kalau kita lihat berita-berita media, mungkin harga uang kuno kita belum ada apa-apanya dibandingkan uang-uang kuno mancanegara.    

Pada 2015 lalu www.banjarmasinpost.co.id  melaporkan, sebuah koin sen langka dari AS yang diperkirakan berasal dari masa 1792 laku dijual senilai  2,6 juta dollar AS.  Koin itu dibuat oleh Roberth Birch sehingga disebut 'Birch Cent'.   Kevin Lipton, kolektor tersebut, yakin di dunia hanya ada 10 keping uang kuno sejenis itu. Lipton membeli koleksi tersebut di Heritage Auctions, Orlando, AS.

Pada 2018 www.malangtimes.com mewartakan pada acara lelang 2006, koin senilai 6 shilling terjual 6,8 juta dollar atau setara 82 miliar. Koin itu bergambar Raja Edward III Florin yang diproduksi pada 1343. Saat itu tidak banyak kerajaan yang mampu membuat koin dari campuran emas.

Koin 1850-an hingga 1945 masih berharga cukup murah (koleksi pribadi)
Koin 1850-an hingga 1945 masih berharga cukup murah (koleksi pribadi)
Langka

Kolektor profesional pasti tahu mana barang langka. Soalnya mereka banyak membaca literatur. Sekadar gambaran, AS pernah memproduksi sekitar 5 juta keping koin sen. Namun karena waktu itu negara sedang berperang, maka untuk memproduksi senjata koin-koin tersebut dilebur. Akibatnya hanya tersisa belasan keping. Nah, koin-koin seperti inilah yang berharga mahal karena hanya tersisa sedikit.

Dalam dunia numismatik memang dikenal istilah R, dari kata Rare = langka. Bahkan makin banyak R berarti makin langka. Misalnya R, RR, RRR, dan RRRR. Koleksi berkategori RRRR biasanya hanya ditemukan 1-3 item, sementara kategori R masih lumayan banyak, yakni 11-20 item.

Di negara kita dunia numismatik belum semaju di AS atau negara-negara Eropa. Maka segala pengetahuan seakan terabaikan, kecuali oleh numismatis senior atau profesional.

Banyak pandangan keliru tentang uang kuno, apalagi oleh masyarakat awam. Uang kuno selalu dianggap berharga mahal. Bahkan semakin kuno, semakin mahal. Sebagai contoh, pernah ada yang menawarkan koin VOC 1790 seharga jutaan rupiah. Padahal koin seperti itu banyak sekali di pasaran. Jadi bukan koleksi langka. Akibatnya yah masih berharga murah.

Koin Sukarno 1962 berlaku di Riau (koleksi pribadi)
Koin Sukarno 1962 berlaku di Riau (koleksi pribadi)
Ketidaktahuan masyarakat juga bisa dilihat di toko-toko daring atau media-media sosial. Mereka menawarkan koleksi uang dengan harga ratusan ribu sampai jutaan rupiah sebuah. Akibatnya, bukannya terjual malah di-bully. Terutama oleh mereka yang sudah paham koleksi uang.

Lantas apa yang mempengaruhi harga sebuah koleksi koin kuno? Tentu ada beberapa faktor, antara lain kuantitas dan kualitas. Produksinya memang banyak 5 juta keping, sebagaimana ilustrasi di atas. Namun karena tersisa sedikit atau sangat langka, maka sulit dicari. Akibatnya berharga mahal.  

Kualitas juga mempengaruhi harga. Kolektor atau numismatis selalu memburu koleksi dengan 'grade' tinggi. Artinya dalam kondisi mulus atau kinclong. Kecuali koleksi yang sulit sekali dicari. Asalkan punya, numismatis sudah cukup senang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun