Dibandingkan kota-kota lain di Indonesia, perkembangan Jakarta terbilang sangat pesat. Pembangunan fisik dilakukan di mana-mana sejak 1970-an. Jika jarang melewati wilayah tertentu, maka kita akan kaget karena tanah kosong telah berubah menjadi bangunan menjulang.
Masa 1980-an saya sering berkeliling Jakarta. Saya potret obyek-obyek yang saya anggap menarik. Sisa-sisa foto itu masih ada sampai sekarang.
Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) pada 1986 masih dalam tahap renovasi. Seingat saya pada 1970-an gedung ini pernah dipakai menjadi bioskop yang memutar film-film Mandarin. Namanya City Theater.
Seusai renovasi pada 1987, GKJ difungsikan kembali sebagai gedung pertunjukan. GKJ pernah pula dipakai oleh Kemendikbud untuk berbagai acara.
GKJ terletak di Pasar Baru. Tidak jauh dari halte TransJakarta Juanda. Namun lebih dekat ke halte TransJakarta Pasar Baru, tergantung dari mana arah kita.
GKJ merupakan gedung lama dari abad ke-19. Pernah dipakai oleh tentara Belanda dan Jepang pada masa penjajahan. Pemerintah Indonesia juga pernah memakai gedung ini untuk rapat-rapat penting.
Saat itu merupakan wajah asli Patung Arjunawijaya. Kental dengan warna kuning. Namun belasan tahun kemudian wajahnya berganti rupa, dengan bahan yang dipandang lebih awet.
Patung itu dikenal sebagai Patung Kuda, persis terletak di depan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Tidak jauh dari patung itu kita bisa mengunjungi Tugu Monas.
Dulu kompleks Siliwangi cukup dikenal. Ini nama kompleks militer, letaknya sekitar Jalan Gunung Sahari. Tidak jauh dari stasiun bis Lapangan Banteng. Masa 1970-an saya sering ke Perpustakaan Balai Pustaka, di depan kompleks Siliwangi. Pernah beberapa kali juga nonton di bioskop Borobudur, persis di seberang Balai Pustaka.
Saat kompleks Siliwangi dibongkar untuk dijadikan perkantoran dan pertokoan, ditemukan sejumlah meriam kuno. Waktu itu Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta sempat mendokumentasikan temuan tersebut.
Banyak kendaraan masih bisa melewati Jalan Pintu Besar Utara. Baru beberapa tahun kemudin jalan itu ditutup agar keberadaan masyarakat di Taman Fatahillah tidak terganggu.
Nostalgia Jakarta masa 1980-an memang kenangan berharga. Kita bisa mengetahui perkembangan Jakarta.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H