Dulu saya sering membuat kliping. Saya tertarik membuat kliping karena sewaktu SMP diberi tugas oleh guru untuk mengumpulkan gambar tokoh-tokoh dunia.
Kliping adalah kegiatan menggunting atau memotong berita atau foto tertentu dari media cetak, seperti koran dan majalah. Guntingan itu lalu ditempelkan pada kertas.
Bila guntingan koran atau majalah lebih besar daripada ukuran kertas, nah inilah masalahnya. Kita harus menata letak guntingan tersebut sehingga muat di kertas. Kliping merupakan bentuk dokumentasi dari bidang atau disiplin tertentu. Â
Sejak mendapat tugas guru, saya ketagihan membuat kliping. Terlebih ketika saya kuliah di Jurusan Arkeologi. Berita atau informasi yang saya kliping tentu saja yang berkenaan dengan arkeologi dan museum. Selanjutnya saya juga membuat kliping tentang numismatik dan filateli. Informasi yang saya anggap menarik pun saya kliping.
Pada awalnya saya cuma menempel begitu saja di kertas duplikator. Namun kemudian supaya menarik, saya cetak duplikator tersebut dengan kata-kata "Dokumentasi Djulianto S." lengkap dengan data media dan halaman tulisan tersebut.
Setelah terkumpul banyak saya pilih dan pilah berdasarkan topik. Kalau topik di luar arkeologi cukup mudah, seperti numismatik, filateli, dan kesehatan. Untuk topik arkeologi saya pilah lagi menjadi Prasejarah, Candi, Hindu-Buddha, Islam, Mancanegara, dan Arkeologi Publik.
Tidak lupa saya juga membuat kliping tulisan-tulisan yang pernah dimuat sejumlah media cetak. Ini tidak dipilih dan dipilah tapi disusun secara kronologis.Â
Total saya punya tujuh ordner yang berisi tulisan-tulisan saya. Saya beri judul di punggung ordner "Karya Djulianto Susantio". Â Kalau dicari sebenarnya masih banyak lagi tulisan saya. Semoga nanti bisa ketemu.
Setelah era internet, saya jarang sekali membuat kliping. Maklum saya punya blog pribadi. Jadi tulisan-tulisan tersebut saya copy-paste untuk blog saya. Tentu dengan menuliskan sumber asli. Kita harus menghormati karya orang.
Kalau dihitung, saya punya puluhan ordner kliping dengan beragam topik. Untuk pengamanan, saya tempatkan dalam tiga kontener besar. Sayang kontenernya masih kurang banyak. Saya belum sempat beli lagi karena masih segan ke luar rumah. Maklum ada pandemi Covid.
Ada rasa nostalgia kalau melihat-lihat kliping masa 1980-an, misalnya. Sebagai bahan dokumentasi, tentu saja kliping-kliping tersebut masih bermanfaat sampai sekarang. Saya sering mendapat ide setelah melihat-lihat kliping lama.
Saking banyaknya ordner dan juga buku-buku, rumah saya ibarat gudang. Penuh sesak dengan pernak-pernik informasi dan dokumentasi. Semoga suatu saat saya berkesempatan mendigitalkan kliping-kliping itu sehingga bisa bermanfaat buat banyak orang.
Kliping koran dan majalah merupakan harta karun informasi yang perlu dilestarikan.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H