Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mr. Assaat, Pemangku Jabatan Presiden RI yang Terlupakan

28 Agustus 2020   08:15 Diperbarui: 29 Agustus 2020   12:50 1002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Memoar Mr. Assaat (koleksi pribadi)

Buku Memoar Mr. Assaat (koleksi pribadi)
Buku Memoar Mr. Assaat (koleksi pribadi)
KNIP

Assaat menjadi Ketua KNIP pada 16 Februari 1946 hingga Desember 1949. KNIP adalah cikal bakal Parlemen atau DPR. Ketika Sukarno menjadi Presiden RIS, otomatis Ketua KNIP, yakni Mr. Assaat,  menjadi Pemangku Jabatan Presiden RI. Ketua KNIP lalu diserahkan kepada Wakil Ketua KNIP, Prawoto Mangkusasmito.

Dalam masa pemerintahan RIS, terjadi gejolak politik. Hampir semua negara dan daerah bagian di dalam RIS, menyatakan ingin menggabungkan wilayahnya ke dalam RI. Karena itu hampir semua negara dan daerah bagian RIS secara resmi dibubarkan oleh Pemerintah RIS dan menggabungkan wilayahnya ke negara RI.

Assaat dan Natsir sempat bersitegang soal bentuk negara. Assaat akhirnya menerima konsep Natsir berupa negara kesatuan. Akhirnya NKRI diproklamasikan oleh Sukarno pada 17 Agustus 1950. Sebelumnya pada 15 Agustus 1950 Presiden Sukarno terbang ke Yogyakarta untuk menerima kembali jabatan Presiden RI dari Pemangku Jabatan Presiden RI, Mr. Assaat.

Di akhir buku, Fajar menulis, "Harus dijadikan pembelajaran sejarah bagi masyarakat Indonesia bahwa terdapat seorang tokoh yang tidak banyak dikenal oleh masyarakat umum, namun memiliki peran yang besar dalam menjaga eksistensi RI pada masa RIS".

Sebenarnya banyak pihak sudah mengusulkan agar Mr. Assaat Datuk Mudo (Pemangku Jabatan Presiden RI) dan juga Sjafruddin Prawiranegara (Ketua Pemerintah Darurat Republik Indonesia) dinobatkan sebagai pahlawan nasional. [Saya dapat sedikit koreksi, ternyata Sjafruddin Prawiranegara pada 2011 ditetapkan menjadi pahlawan nasional]. Apalagi jabatan tersebut setingkat presiden. Dua tokoh ini masih terlupakan. Semoga nanti juga menjadi bagian dari Museum Kepresidenan RI Balai Kirti di dalam kompleks Istana Bogor.

Buku tulisan Fajar, memang belum sempurna. Tapi cukup untuk menambah wawasan kita tentang saat-saat pemerintahan RIS. Seperti kata Presiden Sukanro, jas merah -- jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun