Pelaksanaan program itu diutamakan di situs-situs warisan dunia yang sudah terdaftar atau diakui UNESCO. Â Di Indonesia situs-situs itu adalah Candi Borobudur, Candi Prambanan, Situs Manusia Purba Sangiran, dan Tambang Batubara Sawahlunto. Â Â
Kak Berthold juga mengungkapkan di dalam Gerakan Pramuka telah ada paling sedikit dua Satuan Karya yang terkait dengan aktivitas warisan budaya/cagar budaya, yaitu Saka Widya Budaya Bakti dan Saka Pariwisata.Â
Kak Mis Ari mengatakan museum adalah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, yang melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang mengumpulkan-merawat-meneliti-mengkomunikasikan serta memamerkan tangible dan intangible manusia dan lingkungannya untuk tujuan pembelajaran, pendidikan, dan hiburan.
Sebagai pengelola museum, Kak Mis Ari sering melakukan kegiatan yang tentu saja melibatkan para pelajar dan pramuka. Pada kegiatan bincang asyik, Kak Mis Ari juga mengajak para pramuka untuk bersinergi dengan Museum Kebaharian, terutama yang berkenaan dengan budaya pesisir.
Sementara itu Kak Chaidir menggarisbawahi bahwa Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.
Dari kegiatan itu terungkap beberapa Balai Pelestarian Cagar Budaya pernah menyelenggarakan Kemah Budaya. Mereka diajak melakukan ekskavasi dan pekerjaan arkeologi lain. Sayang karena pandemi Covid, tahun ini kegiatan ditiadakan.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H