Buat Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Agustus menjadi bulan bersejarah. Setiap tahun banyak kegiatan berlangsung di bulan ini. Ada diskusi, ada tapak tilas, ada pameran, dsb. Namun karena tahun ini harus mematuhi protokol kesehatan--maklum ada pandemi Covid---kegiatan berlangsung secara daring. Ada yang lewat Instagram, ada pula lewat kanal Youtube.
Beberapa kali saya pernah mengikuti Tapak Tilas Proklamasi bersama Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia (KPBMI). Saya dan KPBMI memulai dari Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Tapak Tilas Proklamasi diikuti juga oleh para peserta yang berawal di Museum Juang 45.
Dulu rutenya dari Museum Juang 45 ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Lalu dari Museum Perumusan Naskah Proklamasi berpawai menuju Monumen Proklamator. Dari sana ada sambutan dan hiburan. Kegiatan itu diikuti juga oleh para veteran dan keluarga, termasuk keluarga proklamator.
Bulan ini kegiatan Museum Perumusan Naskah Proklamasi lumayan banyak dan boleh diikuti peserta dari mana saja. Ada berbagai lomba dan diskusi, pokoknya beberapa kegiatan yang edukatif dan mengingatkan perjuangan para pendahulu kita. Â Â
Kegiatan itu adalah tari perjuangan, teknik mengoperasikan drone, diskusi komunitas reka ulang alternatif pembelajaran sejarah, Â diskusi pengembangan teknologi di museum, diskusi Radjiman, Â dan Tapak Tilas Proklamasi. Â
Tapak Tilas berlangsung pagi ini, mulai pukul 07.00. Rencana berakhir pukul 16.00. Dimulai dengan acara musik dan bincang sejarah. Mbak Kikan, eks Band Coklat, ikut menyumbang suara. Tentu saja dengan lagu-lagu perjuangan.
Hal lain yang diungkapkan Kang Jaka tentang janji Jepang untuk memerdekakan Indonesia lewat organisasi bentukan mereka, Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Bukan hanya itu kisah sejarah yang diungkapkan Kang Jaka. Ada lagi tentang usaha-usaha pemuda untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, tentang Lapangan Ikada, dan tentang rumah Rengasdengklok. Juga tentang rumah Maeda, yang saat ini menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.Â
Tak lupa tentang rumah Bung Karno di Pegangsaan Timur 56 tempat dibacakannya Proklamasi 1945.
Acara Minggu pagi ini juga diisi dengan wawancara tentang serenade sejarah dan penampilan Sanggar Wayang Orang Bharata. Mereka rupanya terinspirasi dari pejuang-pejuang kita zaman dulu. Benar-benar generasi muda cinta sejarah.
Silakan pantengin acara hari ini di Instagram dan kanal Youtube sampai sore yah. Bahagia di rumah saja demi pencegahan penularan pandemi Covid.
Acara-acara di hari-hari selanjutnya masih ada loh. Selasa, 18 Agustus seminar daring tentang Editing Video; Rabu, 19 Agustus tentang Virtual History Trip Hari Merdeka bekerja sama dengan Rumah Belajar Kak Seto Surabaya; serta Senin-Selasa, 24-25 Agustus seminar daring Pembelajaran Sejarah.
Adanya wabah pandemi Covid telah melahirkan kegiatan baru yang bisa diikuti dari seluruh Indonesia. Bukan hanya Museum Perumusan Naskah Proklamasi, banyak museum di seluruh Indonesia pun sering menyelenggarakan kegiatan daring.Â
Acara ini terbuka untuk masyarakat, tentu saja harus mendaftar terlebih dulu dan sesuai dengan kuota peserta. Kalau beruntung peserta akan mendapat hadiah pulsa dan cenderamata menarik.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H