Berkat honorarium itulah saya sempat jalan dan ketagihan menulis. "Jalan yuk," begitulah saya mengajak beberapa teman. Biasanya kalau di kantong ada sekitar Rp 50.000 bebaslah kami berjalan. Maklum, saya menjadi 'donatur'. Biasanya tidak sampai 10 orang yang ikut. Itu pun lintas angkatan.
Gunung Penanggungan menjadi tujuan survei karena di atasnya, mulai dari lereng hingga puncak, terdapat banyak kepurbakalaan. Masanya dari abad ke-9 hingga ke-15. Kami berjumlah belasan mahasiswa. Selain survei, kami pun mendokumentasikan dan membersihkan rerumputan atau ilalang yang menutupi kepurbakalaan.
Nostalgia arkeologi memang sukar dilupakan. Apalagi saya pernah jatuh menggelinding dari puncak Penanggungan karena tersandung batu ketika turun.*** Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H