Menurut Pak Heri, historiografi maritim Indonesia baru muncul pada 1980-an dan masih didominasi karya tulis akademis seperti karya A.B. Lapian. Kurangnya media sejarah maritim masih sangat terasa.
Pak Heri menyarankan nanti bisa disusun sejarah maritim dengan isi sejarah politik maritim, sejarah ekonomi maritim, sejarah budaya maritim, dan sejarah hankam maritim.
Pak Jodhi ikut mengisi acara dengan lagu dan puisi bertema maritim. Nenek moyangku orang pelaut...begitu ia bernyanyi sambil bermain gitar.
Selain diskusi, acara dilengkapi bazar. Pada halaman plaza ada penjaja ikan asin, kerak telor, kue rangi, dan es selendang mayang. Di bagian dalam ada penjualan kuliner dan batik khas Cirebon, kosmetik, dan wadah plastik. Ada juga demonstrasi pembuatan perahu phinisi berbahan bambu. Acara-acara lain bisa dilihat pada jadwal kegiatan di atas.
Sejak lama kita dikenal sebagai bangsa bahari. Ayo, jangan lupa melihat kebesaran nenek moyang kita di Museum Bahari.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H