“Perdagangan maritim itu menandai pertumbuhan kota bandar dan terbentuknya kerajaan terkemuka di Nusantara, dibuktikan dengan peninggalan arkeologis dari berbagai periodisasi,” kata Pak Sonny.
Banten sebagai kerajaan terkenal pernah mengirim surat kepada Raja Charles dari Inggris pada 1664. “Surat persahabatan yang disertai 100 bahar lada hitam dan 100 pikul jahe sebagai bentuk cinta dan persahabatan,” demikian bunyi surat itu.
Sebelumnya Raja Sunda Samion sepakat dengan perjanjian persahabatan dengan raja Portugis (1522) dan memutuskan untuk memberikan tanah di mulut Ci Liwung sebagai tempat berlabuh kapal-kapal Portugis. Selain itu, raja Sunda berjanji jika pembangunan benteng sudah dimulai maka dia akan menyumbangkan seribu karung lada kepada Portugis.
Pak Sonny bersama tim Puslit Arkenas pernah beberapa kali melakukan ekskavasi di Banten dan sekitarnya. Beliau menemukan batu penggilas (gandik) dan batu landasan gilas (pipisan) lada. Pak Sonny juga melacak kampung tua yang memiliki tanaman lada di pedalaman Banten.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H