Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perdagangan Lada di Banten Mulai Abad ke-15

12 Juni 2020   09:07 Diperbarui: 13 Juni 2020   19:47 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasar di Banten pada abad ke-16 (Foto diambil dari pemaparan Pak Sonny)

Perdagangan maritim itu menandai pertumbuhan kota bandar dan terbentuknya kerajaan terkemuka di Nusantara, dibuktikan dengan peninggalan arkeologis dari berbagai periodisasi,” kata Pak Sonny.

Kampung tua dengan tanaman lada (Dok. Puslit Arkenas)
Kampung tua dengan tanaman lada (Dok. Puslit Arkenas)
Perdagangan rempah di Banten ternyata sudah disebut Tome Pires pada abad ke-15. Bahkan di Banten ada 33 klaster yang merujuk pada profesi atau tempat berdagang. Salah satunya Pamarican, yang berasal dari kata merica atau lada.

Banten sebagai kerajaan terkenal pernah mengirim surat kepada Raja Charles dari Inggris pada 1664. “Surat persahabatan yang disertai 100 bahar lada hitam dan 100 pikul jahe sebagai bentuk cinta dan persahabatan,” demikian bunyi surat itu.

Sebelumnya Raja Sunda Samion sepakat dengan perjanjian persahabatan dengan raja Portugis (1522) dan memutuskan untuk memberikan tanah di mulut Ci Liwung sebagai tempat berlabuh kapal-kapal Portugis. Selain itu, raja Sunda berjanji jika pembangunan benteng sudah dimulai maka dia akan menyumbangkan seribu karung lada kepada Portugis.

Pak Sonny bersama tim Puslit Arkenas pernah beberapa kali melakukan ekskavasi di Banten dan sekitarnya. Beliau menemukan batu penggilas (gandik) dan batu landasan gilas (pipisan) lada. Pak Sonny juga melacak kampung tua yang memiliki tanaman lada di pedalaman Banten.***

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun