Sebagai jendela ilmu pengetahuan tentu saja buku harus dirawat dengan baik. Buku terbuat dari kertas yang bisa lapuk dengan tinta yang juga bisa luntur. Keawetan buku tergantung dari kualitas kertas.
Perawatan buku memang membutuhkan ketelatenan dan keterampilan khusus. Saat ini 'musuh' buku terbilang banyak. Yang paling utama berupa debu. Betapa pun rapatnya rak buku atau lemari buku, debu tetap bisa masuk. Namun boleh dibilang pembersihan debu relatif mudah. Cukup dengan tisu atau lap bersih, maka debu akan hilang.
Musuh lain adalah air hujan. Bocor di dalam rumah terkadang cukup merepotkan karena bisa saja mengenai koleksi buku. Air hujan juga bisa menyebabkan kelembaban pada dinding, terutama karena rembesan air. Kalau rak buku atau lemari buku terletak dekat dinding yang lembab, kemungkinan besar buku-buku akan kena dampak. Lama-kelamaan tentu saja bisa rusak.
Serangga juga menjadi musuh utama buku. Rayap, ngengat, dan kutu buku sering kali sedikit demi sedikit menggerogoti buku. Saya sering mendapati serangga berwarna putih ada di sela-sela buku. Serangga itu memakan kertas. Kalau pada buku terdapat kertas yang bolong, itulah 'karya' serangga tersebut.
Perusak paling parah adalah rayap. Belasan buku saya pernah rusak digerogoti rayap. Ketika itu saya memiliki beberapa rak buku terbuat dari serbuk gergaji. Persis terletak di bagian belakang rumah yang berbatasan dengan rumah tetangga. Rayap keluar dari sela-sela dinding bagian bawah.
Saya lalai mengawasi rak buku karena letaknya terlalu rapat. Banyak buku berhasil selamat karena setiap buku saya bungkus dengan plastik. Korban rayap adalah buku yang tidak berbungkus plastik. Selain buku, rak buku banyak bolong digerogoti rayap.
Menghentikan laju faktor perusak buku memang terlalu sulit. Kita hanya bisa memperlambat kerusakan buku. Ada beberapa metode tradisional yang biasa digunakan masyarakat. Biayanya cukup murah.
Saya menggunakan kopi bubuk yang dibungkus kantong kain. Mungkin aroma kopi yang membuat serangga enggan datang. Pada bagian lain saya letakkan cengkeh. Saya memperoleh cengkeh secara gratis sewaktu ada pameran rempah. Rempah lain yang saya gunakan lada atau merica. Aroma cengkeh dan lada juga cukup menyengat.
Jadi merawat buku harus bermodalkan kantong plastik, kopi bubuk, cengkeh, dan lada. Meskipun agak merepotkan karena licin, kantong plastik cukup membantu kelestarian buku. Yang perlu diperhatikan, tempat penyimpanan buku terbaik adalah rak atau lemari metal dan kayu jati. Sebaiknya jangan menggunakan rak dari bahan serbuk gergaji atau kayu lapis. Kualitas bahan-bahan itu sangat rendah.***