Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kopi, Cengkeh, dan Lada untuk Merawat Buku

7 Mei 2020   06:49 Diperbarui: 7 Mei 2020   06:53 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopi yang dibungkus, juga cengkeh dan lada untuk menghindari serangga (Dokpri)

Sebagai jendela ilmu pengetahuan tentu saja buku harus dirawat dengan baik. Buku terbuat dari kertas yang bisa lapuk dengan tinta yang juga bisa luntur. Keawetan buku tergantung dari kualitas kertas.

Perawatan buku memang membutuhkan ketelatenan dan keterampilan khusus. Saat ini 'musuh' buku terbilang banyak. Yang paling utama berupa debu. Betapa pun rapatnya rak buku atau lemari buku, debu tetap bisa masuk. Namun boleh dibilang pembersihan debu relatif mudah. Cukup dengan tisu atau lap bersih, maka debu akan hilang.

Buku yang sudah dilengkapi kopi, cengkeh, dan lada (Dokpri)
Buku yang sudah dilengkapi kopi, cengkeh, dan lada (Dokpri)
Serangga

Musuh lain adalah air hujan. Bocor di dalam rumah terkadang cukup merepotkan karena bisa saja mengenai koleksi buku. Air hujan juga bisa menyebabkan kelembaban pada dinding, terutama karena rembesan air. Kalau rak buku atau lemari buku terletak dekat dinding yang lembab, kemungkinan besar buku-buku akan kena dampak. Lama-kelamaan tentu saja bisa rusak.

Serangga juga menjadi musuh utama buku. Rayap, ngengat, dan kutu buku sering kali sedikit demi sedikit menggerogoti buku. Saya sering mendapati serangga berwarna putih ada di sela-sela buku. Serangga itu memakan kertas. Kalau pada buku terdapat kertas yang bolong, itulah 'karya' serangga tersebut.

Perusak paling parah adalah rayap. Belasan buku saya pernah rusak digerogoti rayap. Ketika itu saya memiliki beberapa rak buku terbuat dari serbuk gergaji. Persis terletak di bagian belakang rumah yang berbatasan dengan rumah tetangga. Rayap keluar dari sela-sela dinding bagian bawah.

Saya lalai mengawasi rak buku karena letaknya terlalu rapat. Banyak buku berhasil selamat karena setiap buku saya bungkus dengan plastik. Korban rayap adalah buku yang tidak berbungkus plastik. Selain buku, rak buku banyak bolong digerogoti rayap.

Kopi yang dibungkus, juga cengkeh dan lada untuk menghindari serangga (Dokpri)
Kopi yang dibungkus, juga cengkeh dan lada untuk menghindari serangga (Dokpri)
Tradisional

Menghentikan laju faktor perusak buku memang terlalu sulit. Kita hanya bisa memperlambat kerusakan buku. Ada beberapa metode tradisional yang biasa digunakan masyarakat. Biayanya cukup murah.

Saya menggunakan kopi bubuk yang dibungkus kantong kain. Mungkin aroma kopi yang membuat serangga enggan datang. Pada bagian lain saya letakkan cengkeh. Saya memperoleh cengkeh secara gratis sewaktu ada pameran rempah. Rempah lain yang saya gunakan lada atau merica. Aroma cengkeh dan lada juga cukup menyengat.

Jadi merawat buku harus bermodalkan kantong plastik, kopi bubuk, cengkeh, dan lada. Meskipun agak merepotkan karena licin, kantong plastik cukup membantu kelestarian buku. Yang perlu diperhatikan, tempat penyimpanan buku terbaik adalah rak atau lemari metal dan kayu jati. Sebaiknya jangan menggunakan rak dari bahan serbuk gergaji atau kayu lapis. Kualitas bahan-bahan itu sangat rendah.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun