Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Monalisa di Museum Mandiri

13 Februari 2020   11:20 Diperbarui: 13 Februari 2020   11:19 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pameran reproduksi lukisan Leonardo da Vinci (Dokpri)

Namanya begitu populer. Hampir dibicarakan orang di mana-mana. Dikabarkan, untuk melihatnya saja dibutuhkan waktu lama untuk antre. Belum lagi biayanya yang termasuk tinggi untuk ukuran orang Indonesia. Begitulah, nama besar Monalisa, lukisan paling dikenal karya Leonardo da Vinci yang menjadi maskot Museum Louvre di Prancis.

Namun kini Monalisa bisa disaksikan di Jakarta. Mulai 6 Februari 2020 lalu, Museum Mandiri di depan stasiun kereta api Jakarta Kota, menggelar pameran reproduksi karya-karya da Vinci. Ada 17 lukisan berbagai ukuran dipajang di lantai dua museum. Pameran akan berakhir pada 3 Maret 2020.

Pameran itu bertajuk "Leonardo Opera Omnia". Dihadirkan dengan format digital canggih high-definition dari lukisan-lukisan aslinya. Ukurannya dibuat sama. Dengan demikian para pengunjung seolah benar-benar berada di depan karya asli da Vinci. Seluruh lukisan menggunakan kanvas PVC serta tinta berbahan dasar air yang ramah lingkungan. Warna lukisan dipertajam dengan cahaya LED backlight yang menyorot dari balik kanvas.

Lukisan Monalisa (Dokpri)
Lukisan Monalisa (Dokpri)
Monalisa

Bisa diperkirakan, lukisan Monalisa paling banyak menjadi tujuan pengunjung. Sebenarnya lukisan Monalisa berukuran cukup kecil, yakni 77 cm x 53 cm. Namun lukisan yang dibuat masa 1501-1503 ini mendapat promosi cukup hebat dari Museum Louvre. Makanya kepopuleran lukisan ini merambah ke seluruh dunia.

Banyak pengunjung berswafoto di depan lukisan ini. Ada yang sendiri, ada yang bersama kawannya. Lukisan ini boleh dibilang selalu menjadi obyek bidikan kamera.

Ada lagi lukisan Perjamuan Terakhir. Aslinya berupa lukisan dinding berukuran 460 cm x 880 cm. Lukisan ini diselesaikan pada 1498. Karya-karya lain yang ditampilkan Madonna and Child (1473), Bacchus (1510-1513), Saint John the Baptist (1513-1516), dan Wajah Pemusik.  

Lukisan Perjamuan Terakhir (Dokpri)
Lukisan Perjamuan Terakhir (Dokpri)
Diplomatik

Indonesia menjadi tujuan akhir pameran keliling. Sebelumnya pameran Leonardo diselenggarakan di sejumlah negara Eropa. Di Asia, sebelumnya berlangsung di Tiongkok, Malaysia, dan Myanmar.

Di Indonesia pameran  dipersembahkan Kedutaan Besar Italia dan Institut Kebudayaan Italia, sekaligus memperingati 70 tahun hubungan diplomatik antara Republik Italia dan Republik Indonesia. Secara umum pameran keliling tersebut untuk menyambut 500 tahun kematian da Vinci.

Da Vinci lahir pada 15 April 1452 di Anchiano, daerah Vinci. Pada 1470 ia mendaftarkan diri pada perkumpulan pelukis di kota Firenze. Oleh penguasa ia diberi kepercayaan melukis di kastil dan gereja. Ia meninggal di Kastil Cloux pada 12 Mei 1519.

Lukisan The Annunciation (Dokpri)
Lukisan The Annunciation (Dokpri)
Hanya sedikit karyanya yang sampai kepada kita. Sebagian tidak diketahui keberadaannya dan rusak, terutama lukisan dinding atau mural. Karya-karya da Vinci dicatat dalam tulisan-tulisan dan gambar-gambar. Kini disimpan di Perpustakaan Ambrosiana (Milan), Royal Library (Windsor), Firenze, dan Venesia.

Pameran berlangsung Selasa-Jumat pukul 09.00-15.30 dan Sabtu-Minggu pukul 09.00-18.30. Setiap Senin museum tutup.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun