Arkeolog yang satu ini mulai mencuat namanya ketika bersama tim berhasil mengidentifikasi gambar cadas yang ada di gua Leang Bulu' Sipong 4 di kawasan karst Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan. Â Dalam gambar tersebut terlihat sosok seorang pemburu yang bentuknya unik. Sang pemburu memiliki tubuh seperti manusia, namun kepala dan bagian tubuh lain berupa hewan, terutama hewan endemik Sulawesi. Dalam istilah ilmiah, sosok seperti pemburu itu disebut therianthropes.
Tulisan tentang therianthropes itu pernah dimuat dalam Jurnal ilmiah bertaraf internasional, Nature.
Bisa dilihat DI SINI
AA begitulah panggilannya, memang sejak menjadi mahasiswa arkeologi senang bidang prasejarah. Masa prasejarah berjalan amat sangat jauh ke belakang, dan berakhir sampai ditemukannya sumber tertulis berupa Prasasti Yupa dari abad ke-4 di Kalimantan Timur.
Ia masuk Jurusan Arkeologi UI pada 2003 dan lulus pada 2009. Skripsi yang ditulisnya berjudul  Penggambaran Motif Perahu pada Seni Cadas di Indonesia. Lulus dari UI, AA bekerja di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Kini ia berstatus Peneliti Muda.
Selain di Sulawesi, AA sering melakukan penelitian di Kalimantan, Sumatera, Raja Ampat, dan Misool. Meskipun masih tergolong yunior, AA banyak menulis makalah untuk kegiatan-kegiatan di dalam negeri dan internasional. Tentu saja bertopik gambar cadas, sesuai keahliannya. Kalau dihitung, jumlah makalah AA melebihi banyak arkeolog senior.
Sekarang ia menjadi salah seorang pengurus pusat IAAI. Sejak mahasiswa memang AA senang berorganisasi. Ia pernah menjadi Ketua Keluarga Mahasiswa Arkeologi (KAMA) UI. Organisasi profesi lain yang ia ikuti adalah anggota Indonesian Speleological Society (ISS) sejak 2016.
Kegiatan lain yang pernah dilakukan AA antara lain menjadi narasumber tentang Gua Harimau di Jerman dan menulis buku secara keroyokan berjudul Gambar Cadas Prasejarah di Indonesia yang diterbitkan oleh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.
Kini AA sedang mengikuti studi lanjutan di Australia. Maju terus AA dan arkeolog-arkeolog muda Indonesia. Begitulah "Manusia Gua" pengungkap peradaban.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H