Pada 11 September 2019 Indonesia kehilangan salah satu putera terbaiknya. Dia adalah Bacharudin Jusuf Habibie atau populer dipanggil BJ Habibie. Habibie dikenal sebagai ilmuwan yang jenius, terutama soal kedirgantaraan. Selain menjadi menteri, Habibie pernah menjadi presiden. Setelah Soeharto lengser pada 1998, Habibie otomatis menggantikannya. Meskipun masa pemerintahannya hanya setahun lebih, namun sosoknya tetap dikenang.
Sedikit cerita dan benda-benda tinggalan Habibie bisa disaksikan di Museum Kepresidenan Balai Kirti, Bogor. Museum ini terletak di dalam kompleks istana kepresidenan.
Sosok Habibie sulit dipisahkan dari Ainun, isterinya yang meninggal pada 2010. Apalagi tokoh Habibie dipandang banyak memberi inspirasi pada bidang iptek dan kehidupan rumah tangga. Maka kemudian mulai 2012 dibuat film mengenai kehidupan dua sejoli itu. Apresiasi masyarakat terhadap film tersebut sangat luar biasa.
Film terakhir yang dibuat adalah Habibie-Ainun 3. Direncanakan film tersebut akan tayang pada 19 Desember 2019. Kalau pada film-film sebelumnya, cerita berfokus pada masa muda Habibie. Maka pada film terbaru ini cerita berpusat pada masa muda Ainun.
Museum Kepresidenan Balai Kirti, Bogor, Kamis 5 Desember 2019 menyelenggarakan acara talkshow bertema "Cinta Tanpa Batas BJ Habibie". Sebelumnya para undangan, yang terdiri atas pengelola museum, komunitas museum, para pelajar dan mahasiswa, dan pejabat di Bogor, disuguhkan pemutaran film singkat tentang BJ Habibie.
"Kegiatan ini sebagai bentuk penghargaan BJ Habibie melalui pemikiran dan karyanya dalam membangun bangsa Indonesia," kata Plt. Museum Kepresidenan Balai Kirti, Pak Judi Wahjudin dalam laporannya. Secara resmi acara dibuka oleh Dirjen Kebudayaan Pak Hilmar Farid. Â
Pak Hilmar Farid mengatakan kalau berbicara tentang Habibie tidak akan ada habisnya. Soalnya selain pernah menjabat presiden, beliau seorang ilmuwan dan seniman. Bahkan pernah mengisi suara untuk film animasi.
Talkshow menampilkan tiga tokoh, yakni Reza Rahadian (aktor), Manoj Punjabi (produser film), dan Ilham Akbar Habibie (putra Habibie), dengan pemandu Rosiana Silalahi dan Insana Habibie. Reza menjadi pemeran Habibie dalam film pertama Habibie-Ainun. Ia memanggil Habibie eyang. Keakrabannya terjalin erat.
Hal yang sulit bagi Reza adalah menirukan gerak tubuh Habibie, seperti matanya yang agak melotot dan intonasi suara. Maklum Habibie lama studi di Jerman. Eyang, katanya, sering mengoreksi dirinya.