Nama Tinia Budiati juga pantas disebut. Sewaktu menjabat Kepala Museum Sejarah Jakarta, ia banyak membuat kegiatan yang melibatkan komunitas museum. Ibu Tinia banyak pula membantu anak-anak muda untuk melek museum agar bisa menghidupkan kawasan bersejarah menjadi lebih menarik bagi kaum muda. Ini terjadi mulai sekitar 1997 atau setelah ibu Tinia menyelesaikan studi formal S-2 Museologi di Belanda.
"Kembali dari belajar saya coba terapkan di Museum Sejarah Jakarta dengan menggalang anak-anak  muda (mahasiswa UI saat itu) untuk terlibat langsung dalam berbagai kegiatan di museum dan membentuk Sahabat Museum. Akhirnya muncullah komunitas-komunitas lain hingga kini," jelas Ibu Tinia.Â
Sahabat Museum merupakan adaptasi dari Friends of Museum yang sudah banyak di mancanegara. Sahabat Museum didirikan pada 1999 oleh ibu Tinia bersama mahasiswa D-3 Pariwisata FISIP UI.
Pada saat bersamaan dengan ibu Tinia, ada Pak Amir Sidharta dan Pak Yunus Arbi yang kuliah S-2 Museologi di AS. Mereka berdua juga ikut memajukan permuseuman lewat konsep desain dan tata pamer.
Kang Asep sendiri mulai aktif menjadi "murid" bu Tinia sejak  2001/2002-an. "Saya lupa persisnya," katanya. Saat itu Museum Sejarah Jakarta tengah aktif menggelar program-program publik seperti  Wisata Kampung Tua dan Rekonstruksi Sejarah.
TMII dan GNCM
Nama Ibu Tien Soeharto juga tidak bisa diabaikan. Meskipun pada awalnya diprotes karena Indonesia sedang krisis, namun akhirnya pembangunan TMII berhasil dirampungkan. Kini di kawasan TMII terdapat 21 museum.
Begitu juga Direktur Permuseuman ketika itu, Ibu Intan Mardiana dengan Gerakan Nasional Cinta Museum (GNCM) dan program revitalisasi museum. Bahkan memelopori penentuan Hari Museum Indonesia. Tagline GNCM Museum di Hatiku tetap lestari hingga kini.
Sebagai Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI) nama Putu Supadma Rudana pantas dicatat. Pak Putu ikut memfasilitasi pembentukan beberapa Asosiasi Museum Indonesia Daerah (AMIDA). Ia tidak segan-segan mengeluarkan dana pribadi.
Ada usulan dari Pak Prioyulianto, bagaimana kalau Pak Amir Sutaarga menjadi Bapak Museum Indonesia; Pak Ali Sadikin, Tokoh Museum DKI Jakarta; dan Ibu Tien Soeharto, Tokoh Pendiri Museum Terbanyak di Satu Tempat (MURI), semoga ada pembicaraan lebih lanjut.