Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jaya Suprana: Dalam Mengunjungi Museum yang Penting Ada Getaran Sukma

26 September 2019   18:37 Diperbarui: 26 September 2019   18:48 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai pimpinan Dapur Dongeng, Pak Yudhi akan membuat sebuah pertunjukan tentang kuliner Jawa Kuno. Sumbernya dari prasasti yang ada di Museum Nasional. "Nah, siapa yang tahu kalau kambing yang belum numbuh ekor, anjing, dan babi merupakan makanan raja," katanya. Prasasti-prasasti di Museum Nasional memang masih beraksara kuno seperti Jawa Kuno dan Sanskerta. Supaya anak-anak ngerti, cerita tentang isi prasasti harus dikemas supaya menarik. Umumnya anak-anak yang disasar Pak Yudhi berusia 4-10 tahun.

Pada sesi pertama ini bertindak sebagai moderator Pak Sumardiansyah dari Asosiasi Guru Sejarah Indonesia.

Dari kiri Mbak Chacha, mbak Erisca, mbak Kamasean, dan Mas Haryanto (Dokpri)
Dari kiri Mbak Chacha, mbak Erisca, mbak Kamasean, dan Mas Haryanto (Dokpri)
Novel dan musik

Seminar sesi kedua menampilkan Chacha Annisa (presenter TVOne), Erisca Febriyani (Novelis), dan Kamasean Matthews (musisi). Chacha menceritakan bagaimana tempatnya bekerja sering dibully, terutama tentang tampilan foto dan berita hoaks di media sosial. Erisca mengungkapkan kerja kreatif sebagai penulis novel yang kemudian difilmkan. Sementara Kamasean memaparkan cerita bahwa dengan teknologi digital kita tidak perlu bisa main gitar atau piano tapi cukup mengunduh atau mengunjungi aplikasi tertentu.

Seminar sesi kedua dipandu oleh Mas Haryanto Saputra dari RRI.

Banyak pertanyaan dari generasi milenal, terutama pelajar SMA. Dari soal temannya yang termakan hoaks hingga istilah no life atau tiada kehidupan. Kita harapkan lewat seminar ini generasi muda semakin sering berkunjung ke museum.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun