Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Merawat Buku Kuno dengan Kopi, Cengkeh, dan Lada

1 September 2019   17:50 Diperbarui: 11 April 2022   00:20 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merawat harta karun di gudang (Dokpri)

Ada tulisan 1 di bon itu, mungkin sebagai ongkos kirim. Maklum waktu itu kakek tinggal di Jatinegara. Bon itu bertanggal 25/6/1951. Berarti sudah 68 tahun.

Bon pembelian 1951 (Dokpri)
Bon pembelian 1951 (Dokpri)

Saat itu bahasa yang digunakan adalah Melayu Tionghoa. Yah cukup mengertilah saya membacanya. Yang penting, jangan yang berbahasa asing. 

Setelah saya bersihkan, buku-buku itu saya masukkan ke dalam plastik. Kebetulan sejak beberapa bulan lalu saya membeli plastik ukuran buku dan ukuran majalah masing-masing satu kilogram.

Terus terang, yang namanya merawat cukup merepotkan. Kita harus keluar dana, tenaga, dan waktu. Semoga buku-buku lama ini bisa terawat dengan baik. Yang jelas saya bukan kolektor buku kuno, tapi perawat buku kuno.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun