Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lada Mentah dari Indonesia, Setelah Diolah Diekspor Vietnam

24 Mei 2019   07:36 Diperbarui: 24 Mei 2019   08:06 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rempah dalam pameran (Dokpri)

Beberapa jenis kapal layar yang pernah dipakai sebagai kapal dagang, ikut mengisi ruang pameran. Koleksi lain berupa koin dari kerajaan Cirebon. Adanya pemutaran film dokumenter, ikut mendukung upaya memperkenalkan rempah dan sejarah.

Ibu Kumoratih dan Pak Didik (Dokpri)
Ibu Kumoratih dan Pak Didik (Dokpri)
Bandar rempah

Kamis, 23 Mei 2019 berlangsung seminar rempah. Pembicara pertama, Pak Didik Pradjoko menceritakan tentang kata archipelago yang berarti lautan, bukan kepulauan yang selama ini diketahui masyarakat. Oleh karena itu, katanya, sejarah Indonesia tidak hanya menitikberatkan pada unsur darat tetapi juga lautan. Pak Didik merupakan dosen senior di Departemen Sejarah FIB UI.

Menurut Pak Didik, komoditi andalan Nusantara sampai dengan akhir abad ke-18 di antaranya cengkeh yang diproduksi di kepulauan Maluku, pala diproduksi di kepulauan Banda, dan lada diproduksi di Indonesia bagian barat.

Para peserta seminar (Dokpri)
Para peserta seminar (Dokpri)
Pembicara kedua, Ibu D. Kumoratih Kushardjanto menguraikan soal jalur rempah yang menarik perhatian masyarakat awam yang ingin mengenal wajah Indonesia lebih lanjut. Soalnya, selama ini masyarakat mengenal sejarah Indonesia dari perspektif asing. Ibu Kumoratih merupakan Ketua Yayasan Negeri Rempah.

Banyak hal terungkap dari seminar. Misalnya seorang penanya mengeluh minimnya informasi tentang rempah dari buku-buku sejarah. Ada juga tentang bumbu rempah dari India. Bahkan soal Vietnam sebagai pengekspor lada, padahal lada mentahnya berasal dari Indonesia. Tentu kita harus belajar cara pengolahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun