Beberapa jenis kapal layar yang pernah dipakai sebagai kapal dagang, ikut mengisi ruang pameran. Koleksi lain berupa koin dari kerajaan Cirebon. Adanya pemutaran film dokumenter, ikut mendukung upaya memperkenalkan rempah dan sejarah.
Kamis, 23 Mei 2019 berlangsung seminar rempah. Pembicara pertama, Pak Didik Pradjoko menceritakan tentang kata archipelago yang berarti lautan, bukan kepulauan yang selama ini diketahui masyarakat. Oleh karena itu, katanya, sejarah Indonesia tidak hanya menitikberatkan pada unsur darat tetapi juga lautan. Pak Didik merupakan dosen senior di Departemen Sejarah FIB UI.
Menurut Pak Didik, komoditi andalan Nusantara sampai dengan akhir abad ke-18 di antaranya cengkeh yang diproduksi di kepulauan Maluku, pala diproduksi di kepulauan Banda, dan lada diproduksi di Indonesia bagian barat.
Banyak hal terungkap dari seminar. Misalnya seorang penanya mengeluh minimnya informasi tentang rempah dari buku-buku sejarah. Ada juga tentang bumbu rempah dari India. Bahkan soal Vietnam sebagai pengekspor lada, padahal lada mentahnya berasal dari Indonesia. Tentu kita harus belajar cara pengolahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H