Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penyuluhan Berita Hoaks oleh Polda Metro dan Komunitas

5 April 2019   06:33 Diperbarui: 5 April 2019   06:44 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Direktorat Binmas Polda Metro Jaya bekerja sama dengan Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia (KPBMI), Kamis, 4 April 2019 menyelenggarakan acara pembinaan dan penyuluhan tentang hoaks dan ujaran kebencian di Museum Kebangkitan Nasional. Kegiatan itu melibatkan sekitar 60 orang masyarakat, termasuk pelajar, pramuka, dan komunitas.

Materi diberikan oleh Pak Rendy dari Polda Metro Jaya. Menurut Pak Rendy, hoaks (dari bahasa Inggris, hoax) adalah berita bohong yang dibuat meyakinkan sehingga dipandang benar oleh banyak orang. Kalau kita membuka internet, banyak pengertian hoaks. 

Secara ringkas, hoaks adalah informasi palsu, berita bohong, atau fakta yang diplintir atau direkayasa untuk tujuan lelucon hingga serius (politis). Lain lagi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dikatakan hoaks mengandung makna berita bohong, berita tidak bersumber. Pokoknya banyak definisi hoaks apabila kita menulis kata kunci "definisi hoaks".

Nah, menurut Pak Randy, kalau kita menerima atau membaca berita, kita harus teliti dan hati-hati. Kita harus melakukan cek terlebih dulu. Jangan langsung percaya lalu disebarkan. Media sosial, termasuk Facebook dan WA, tercatat paling banyak menyebarkan hoaks. 

"Bayangkan, kalau kita memiliki lima grup WA dan setiap grup diikuti 50 orang, berarti 250 orang menerima berita hoaks." Kata Pak Rendy memberi contoh.

Kalau dulu, ada istilah mulutmu adalah harimaumu, sekarang jarimu adalah harimaumu. Demikian Pak Rendy.

Pak Rendy dari Polda dan Mas Dhanu Wibowo, Ketua KPBMI (FotoL KPBMI)
Pak Rendy dari Polda dan Mas Dhanu Wibowo, Ketua KPBMI (FotoL KPBMI)
Jejak digital

Tentang ujaran kebencian, menurut Pak Rendy, yang terbanyak masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan). Terhadap berita ini pun kita harus hati-hati. Apalagi sekarang ada Undang-Undang Informatika dan Transaksi Elektronik, yang dikenal dengan nama ITE.

Berita hoaks dan ujaran kebencian sering terdapat pada website atau laman. Menghadapi hal demikian, menurut Pak Rendy, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang akan memblokir laman tersebut. Sementara kasus pidananya ditangani oleh kepolisian.

UU ITE dan undang-undang pidana akan menjerat pembuat dan penyebar berita hoaks dengan pidana penjara dan denda. Besar kecilnya tergantung pengadilan dan pasal-pasal yang dikenakan.

Seperti halnya di dunia nyata, di dunia maya pun ada patroli polisi. Kata Pak Rendy, ini yang disebut cyber crime. Nah, polisi akan menelusuri jejak digital para pelaku kejahatan.

Para peserta pembinaan berita hoaks (Foto: KPBMI)
Para peserta pembinaan berita hoaks (Foto: KPBMI)
Foto

Hoaks buka cuma berupa berita, foto pun tidak luput diolah oleh tangan-tangan kreatif. Sejak lama memang ada aplikasi grafis untuk menyunting foto. Itulah yang digunakan orang-orang jahil. 

Pak Rendy memberi contoh gambar yang sudah diedit bus diubah menjadi kereta api dan Raja Arab yang mengacungkan lima jari menjadi tiga jari seolah mendukung paslon tertentu. "Ini ada jejak digitalnya," kata Pak Rendy membandingkan foto asli dengan foto rekayasa.

Ada beberapa tanya jawab dalam acara itu. Setelah mengikuti acara tersebut, tentu para peserta memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru. Acara diakhiri dengan saling menukar cendera mata antara pihak Polda Metro Jaya dengan KPBMI. 

Juga foto bersama para peserta. Semoga masyarakat kita memahami berita hoaks dan ujaran kebencian sehingga bisa saling toleransi dan ada kedamaian di hati kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun