Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Permainan Tradisional Mengajarkan Kerja Sama, Bukan Individualistis

9 Desember 2018   16:48 Diperbarui: 9 Desember 2018   16:48 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menuntut keterampilan (Dokpri)

Oh ya istilah Sukan sendiri berasal dari bahasa Sanskerta, berarti permainan. Di Malaysia istilah Sukan mengacu kepada olahraga. Jadi jangan bingung yah.

Soal permainan, kehidupan manusia dari kecil hingga dewasa tidak terlepas dari permainan loh. Ada yang mengolah fisik kita, antara lain gobag sodor, engklek, dan egrang. Ada pula yang mengasah strategi dan olah pikir, seperti pletokan, ketapel, dan catur. Bahkan ada yang berkaitan dengan ritual, contohnya permainan congklak di Sulawesi Selatan  ketika ada anggota masyarakat yang meninggal.

Model layang-layang purba yang berusia ribuan tahun, terbuat dari dedaunan (Dokpri)
Model layang-layang purba yang berusia ribuan tahun, terbuat dari dedaunan (Dokpri)
Antusias

Di hari pembukaan itu masyarakat pengunjung Perpustakaan Nasional antusias melihat sekaligus mencoba beberapa permainan yang sebelumnya hanya mereka kenal lewat gambar. Ada yang mencoba gasing kayu. Mereka tampaknya masih canggung karena baru pertama kali memegang dan ketika memainkannya susah berputar.

Beberapa anak-anak mencoba bakiak panjang. Pertama kali mereka sering terjerembab. Namun setelah diajarkan, barulah mampu berjalan normal. Permainan yoyo cukup diminati. Yoyo adalah permainan tarik ulur menggunakan tali. Mereka yang terampil, mampu memainkan yoyo dengan berputar-putar.

Selain panel informasi, kisah tentang sukan secara kronologis, ikut ditampilkan mainan tradisional produk masa kini. Umumnya sekarang mainan-mainan tersebut digunakan sebagai hiasan rumah atau koleksi pribadi. Tentu saja beberapa koleksi pameran boleh dicoba oleh pengunjung.

Yuk, lihat pamerannya. Cara mengakses Perpustakaan Nasional cukup gampang kok. Kalau naik bus TransJakarta turun di halte Balai Kota.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun